REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Santi Sopia
Gelombang Covid-19 varian omicron mendorong angka kasus mencapai yang tertinggi. Akan tetapi saat ini pertanyaan baru pun muncul. Apakah ini akan menjadi varian terakhir, atau ada kemungkinan jenis baru pada 2022?
Para ahli mengatakan kepada Live Science, dikutip Jumat (14/1/2022), bahwa mereka tidak akan terkejut jika varian virus corona baru kemungkinan bisa muncul lagi tahun ini. Akan tetapi, sulit untuk memprediksi seberapa cepat varian itu akan menyebar.
Selain itu, seberapa mudah akan menghindari sistem kekebalan manusia atau apakah akan menyebabkan lebih banyak penyakit parah daripada varian sebelumnya. Varian omicron lebih cepat menyebar dan menular dibandingkan delta. Omicron mampu menghindari pertahanan kekebalan dari orang yang divaksinasi maupun terbentuk karena infeksi.
“Ini telah memungkinkan varian untuk menginfeksi bagian dari populasi yang tidak dapat dengan mudah dijangkau delta,” kata Kartik Chandran, kata ahli virus, profesor mikrobiologi dan imunologi di Albert Einstein College of Medicine di New York City.
Demikian pula, untuk bersaing dengan omicron, varian yang menjadi perhatian di masa depan mungkin perlu membuat kemampuan serupa baik dalam hal penularan maupun menembus pertahanan kekebalan.
“Tidak ada alasan untuk percaya bahwa virus telah kehabisan ruang, secara genetik," kata Chandran.
Sementara, varian berikutnya mungkin saja dapat dengan mudah menyebar dan mengecoh sistem kekebalan, lintasan untuk sifat-sifat lainnya, seperti virulensi, tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh virus, masih belum jelas.
Seperti apa potensi varian berikutnya?
Karen Mossman, profesor patologi dan kedokteran molekuler di McMaster University di Ontario, mengatakan, seperti yang telah dipelajari selama dua tahun terakhir pandemi, tidak setiap varian baru akan cukup kompetitif untuk mengambil alih. Varian masa depan bisa mendapatkan keunggulan kompetitif melalui beberapa rute. Secara teori, salah satu lintasan potensial ini dapat menghasilkan virus yang lebih mudah menular daripada omicron sambil menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.
"Virus perlu menyebar ke host baru. Virus paling sukses melakukan ini dengan menyebar cepat tanpa menimbulkan gejala karena host yang terinfeksi dapat dengan mudah berpindah dan menyebarkan bug ke host tambahan,” kata Mossman.
Hal itu tidak menguntungkan bagi virus untuk membunuh inangnya sebelum menyebar. Omicron mungkin lebih kecil kemungkinannya menyebabkan penyakit parah daripada varian sebelumnya.
Sebagian, itu mungkin karena tumbuh lebih mudah di saluran udara bagian atas dan kurang baik di paru-paru - yang juga dapat membantu varian menyebar lebih mudah. Dalam hal ini, sepertinya virus mungkin telah berevolusi menjadi kurang ganas sebagai akibat dari peningkatan kemampuannya untuk berpindah antar inang.
"Namun, tidak ada jaminan bahwa varian berikutnya akan membuat trade-off yang sama, kata Mossman.
"Kumpulan mutasi yang memberikan keuntungan selektif juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah," tambahnya.
Baca juga : Cara Cek Vaksinasi Booster di Pedulilindungi
Misalnya, mutasi yang memberi virus kemampuan untuk bereplikasi dengan sangat cepat, atau lolos dari perlindungan antibodi yang mencegahnya memasuki sel, juga bisa membuat virus lebih mungkin memicu infeksi parah. Delta menunjukkan kombinasi sifat-sifat seperti itu, karena menyebar lebih mudah daripada semua varian virus corona sebelumnya.
Delta menggandakan risiko rawat inap untuk orang yang tidak divaksinasi, dibandingkan dengan alfa, menurut laporan The New York Times. HIV dan Ebola adalah contoh penyakit virus yang belum berkembang menjadi kurang parah meskipun sudah ada selama beberapa dekade, seperti juga cacar sebelum dilakukan mitigasi.