Sabtu 15 Jan 2022 15:53 WIB

Angka Penjualan Mobil di Cina Naik Sejak 2017 Untuk Pertama Kali, Ini Penyebabnya

Disinyalir, sebagian kenaikan ini didorong lonjakan penjualan kendaraan energi baru

Rep: amri amrullah/ Red: Hiru Muhammad
Sebuah mobil keluaran General Motors (GM) dipajang di sebuah toko dealer di Cina
Foto: New York Times
Sebuah mobil keluaran General Motors (GM) dipajang di sebuah toko dealer di Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Penjualan mobil China tahun lalu tumbuh untuk pertama kalinya sejak 2017, data industri menunjukkan pada Rabu (12/1) lalu. Disinyalir, sebagian kenaikan ini didorong  lonjakan penjualan kendaraan energi baru (NEVs) sebesar 1,5 kali lipat.

Penjualan keseluruhan di pasar mobil terbesar di dunia naik 3,8 persen YoY, setelah penjualan bulanan sebesar 2,79 juta kendaraan pada Desember membawa total penjualan untuk 2021 menjadi 26,28 juta, (data dari Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) menunjukkan).

Baca Juga

Tren angka produksi dan penjualan mobil ini diperkirakan akan lebih baik pada 2022 ini, dibandingkan tahun 2021 lalu. "Catatannya dengan prospek bahwa masalah seperti kekurangan chip dan harga bahan baku yang tinggi bisa mereda," kata CAAM dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters.

Setelah beberapa dekade mengalami pertumbuhan yang optimis, pasar mobil Tiongkok mulai menyusut pada 2018. Penyusutan ini di bawah tekanan dari penghentian bertahap beberapa pemotongan pajak, perang dagang antara Washington dan Beijing, dan di tengah dampak pandemi Covid-19.

Pasar telah mulai bangkit kembali pada pertengahan 2020, tetapi kembali melemah oleh kekurangan semikonduktor global. Semikonduktor ini yang digunakan dalam segala hal mulai dari sensor rem hingga power steering hingga sistem hiburan, dan ini juga yang menyebabkan pembuat mobil di seluruh dunia memotong atau menangguhkan produksinya.

"Penjualan mobil Tiongkok pada bulan Desember 2021 turun 1,6 persen dari periode tahun lalu. Penurunan ini delapan bulanan berturut-turut, " kata CAAM merujuk data yang ia yang ia miiki.

Tetapi penjualan mobil, kendaraan enegi baru NEV, adalah titik terang. Termasuk kendaraan listrik bertenaga baterai, hibrida bensin-listrik plug-in dan kendaraan sel bahan bakar hidrogen. Hal ini menunjukkan momentum yang kuat dengan pertumbuhan 157,5 persen menjadi 3,52 juta unit pada tahun 2021.

Pada bulan Desember saja, 531.000 unit kendaraan NEV terjual, mewakili lonjakan 114 persen tahun ketahun. Kemudian dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok sangat gencar mempromosikan NEV sebagai bagian dari upayanya untuk mengekang polusi udara.

Bulan lalu, CAAM mengatakan mereka memperkirakan penjualan mobil naik 5,4 persen menjadi 27,5 juta tahun ini, dan untuk penjualan NEV tumbuh 47 persen menjadi lima juta.

Tingkok akan memotong subsidi NEV, seperti mobil listrik, sebesar 30 persen pada 2022 dan menariknya sama sekali pada akhir tahun, menganggap bahwa pasar telah cukup matang dalam hal permintaan untuk tumbuh tanpa bantuan bantuan pemerintah.

Tapi sementara pasar kendarakaan EV Tiongkok melihat pertumbuhan yang sangat kuat. Sebagian besar pembuat mobil asing telah tertinggal rekan-rekan Tingkok mereka dalam merancang mobil pintar yang menarik. Tesla adalah satu-satunya merek asing di antara sepuluh besar.

Pada hari Selasa (11/4), data dari asosiasi mobil Tingkok lainnya menunjukkan pembuat kendaraan listrik AS Tesla Inc menjual rekor 70.847 kendaraan buatan Tiongkok pada bulan Desember. Padahal sebelumnya Volkswagen sudah mengatakan gagal mencapai tujuannya untuk menjual 80.000 hingga 100.000 unit dari seri listrik baterai ID-nya tahun lalu. Namun kini hanya menjual 70.625 kendaraan, tetapi kemungkinan akan menggandakan penjualan tahun ini.

 

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement