REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah menyetujui perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) bagi produk otomotif. Industri otomotif pun menyambut baik kebijakan itu, salah satunya Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Suzuki.
4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputro mengaku mengapresiasi pemberian insentif tersebut. Hal itu karena bisa mempercepat pemulihan ekonomi khususnya pada sektor otomotif.
"Untuk hasil audit yang tahun 2021, Alhamdulillah Ertiga dan XL7 (penjualannya) di atas 80 persen," ujar dia kepada Republika.co.id.
Hanya saja untuk target penjualan tahun ini, perusahaan masih menunggu pemberian insentifnya secara detail atau rinci. "Untuk target penjualan, kami masih proses study sesuai dengan kondisi insentif terakhir. Masih proses," jelasnya.
PT SIS, lanjut dia, juga belum dapat memperkirakan berapa persen penurunan harga mobil tahun ini dengan adanya perpanjangan insentif PPnBM. "Masih dihitung ya, dan juga detailnya kami menunggu," kata Donny.
Sebelumnya PT SIS menegaskan sedang fokus mempersiapkan kendaraan listrik. Beberapa produsen telah lebih dulu memperkenalkan kendaraan listrik.
Hal itu guna mendukung program pemerintah yang sedang menggencarkan penurunan angka emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030. Suzuki Indonesia berkomitmen mendukung program tersebut dengan memfokuskan diri pada pengembangan kendaraan elektrifikasi.
Sayangnya, Suzuki harus menghentikan produk Suzuki Karimun Wagon R. Meski begitu, penghentian produksi Karimun Wagon R ini hanya berlaku bagi pasar domestik.