REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betai.
Louisa William Gallow adalah yang melukis lukisan oil on canvas di atas. Objek Pancoran, Kota. Lukisan ini semacam menggambarkan sebuah sudut di Kota Paris atau Franse Buurt. Kalau anda besarkan lukisan ini akan terlihat orang-orang Indonesia antre air di Pancoran. Lukisan ini dibuat diduga tahun 1815-1825 era Daendels.
Ada dua Franse Buurt, yang pertama di Pancoran, yang kedua di Jl Juanda III. Dalam lidah orang Jakarta Franse Buurt itu Kota Paris. Kalau kali Prancis di Tangerang.
Ketika Nederlandsch Indie berkuasa tahun 1826, Pancoran Kota Paris dirubuhkan. Dan sebuah kejahatan peradaban ketika Belanda juga merobohkan Gedung Opera Thalia yang didirikan Prancis di Jl Hayam Wuruk sekarang.
Sisa2 bangunan Perancis tidak punah seluruhya. Masih ada Istana Negara, gedung Kemnkue, lapangan Banteng, Gedung Pancasila, Meseum Seni Rupa. Di Surabaya juga ada bangunan Prancis.
Time line penataan kota Jakarta:
1. 1521-1540 oleh Syahbandar Kalapa Wa Item dan Patih Majakatera Mundari, modal kontingen Portugis di Malaka. Pembangunan pelabuhan baru dan rupa-rupa fasilitas di Pasar Ikan, Kota Inten, dan Majakatera
2. Darndels 1800-1826. Pembangunan jalan, penataan lapangan Gambir dan Banteng.
3. Walikota Jakarta jaman Jepang Dahlan Abdullah. Penataan Manggarai Pasar Rumput
4. Presiden Sukarno 1960-1965. Pembangunan jalan, fasilitas olah raga, hotel, pusat dagang, pengembangan Kebayoran dan Tebet.
Akhir-akhir ini dikembangkan kisah Pate Hila bangun kota Jakarta. Cerita model begini aroma dongengnya menghambur ke udara karena tanpa time line dan bukti.
Nama Kota Paris pada tahun 1950-an pindah ke Senen. Tidak jelas pertimbangannya kawasan sekitar Senen disebut Kota Paris.
Baca juga : Pansus: Status DKI Jakarta Berubah dan Harus Diatur Lewat UU Baru