Kamis 20 Jan 2022 16:40 WIB

Menara Syahbandar: Nol Bujur Jakarta, Jak Nol Kilometer di Pecenongan

Ttik nol bujur dan Titik nol kilo meter Jakarta

Red: Muhammad Subarkah
Penunjuk jalan di Batavia pada zaman kolonial.
Foto: Ridwan Saidi
Penunjuk jalan di Batavia pada zaman kolonial.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.

Pada papan jalan, foto di atas, tertulis Batavia 2 Km, Weltevreden tak ada keterangan. Artinya area ini Batavia O (nol) kilometer (KM), yang titiknya ditentukan di ujung selatan Pecenongan yang termasuk Weltevreden. Dari Weltevreden ke Batavia (centrum) 2 Km, ke mana? Gambir.

Pecenongan artinya kenangan khusus. Di Pecenongan dipasang monumen batu biasa, tak terkait ritual.

Di Jakarta ada tiga monumen batu, yakni di Kramat Tunggak dan di Tambora, dan satu lagi memorial di Pecenongan yang kemudian oleh Nedederlands Indie dijadikan tonggak Batavia 0 Km.

Di lantai dasar Menara Syahbandar Sunda Kalapa terdapat dua 'piagem batu',  berkalimat dalam aksara Tiongkol. Semula dikira roa (tanda) Jakarta O Km, kemudian dari pihak meseum Bahari menerangkan bahwa aksara Tiongkok itu berisi informasi navigasi 0 bujur Jakarta (Majakatera). Agaknya Syahbandar Wa Item, 1521-1540, memakai jasa pelayar Tiongkok ahli navigasi.

Model monumen Tambora: memorial phallus. Orang Betawi abad-abad mutakhir saja yang saya kira menyebut dalam bahasa lokal dengan imbuhan predikat Bima. Model ini yang terdapat di selatan Pecenongan yang orang sebut  pecenongan, sehingga jadi toponim kampung, malah nama jalan.

Monumen di Pecenongan kapan dipasang? Kalau di Manila jelas  ada Jose Rizal Memorial statue (patung).

Sebelum menjawab pertanyaan itu, kawasan utara Pecenongan disebut Sawah Besar, yang selatan Belanda sebut Rijswijk. Kawasan sekitar Pecenongan adalah persawahan.

Maka merujuk pada Time Table of History karangan Bernard Grunn, 1984, bahwa setidaknya pada abad V M Jawa telah mengenal teknik pertanian yang maju. Dan itu adalah irigasi. Dari titik Istiqlal sampai Harmoni adalah sodetan sungai untuk irigasi yang dibuat setidaknya pada abad V M. Sodetan ini diperlebar pada tahun 1644 oleh Kapiten China Phoa Beng Goan untuk mengurangi banjir, saat itu areal sawah sudah berkurang.

Monumen Pecenongan dibuat setidaknya pada abad V M  untuk menandai (roa) pembuatan irigasi yang tunjukan solidaritas kampung.

Sampai dengan KMB pada 1949, di Sawah Besar ada jabatan non gemeenteraad setingkat Kepala Kampung yang disebut Serean/Sarean.  Pekerjaan volunteer, sukarela.

Bentuk memorial Pecenongan mirip Tambora  yang saya lihat di majalah DHD 45 pimpinan Syah Manaf. Foto monumen yang di Tambora, Jakarta Barat, modelnya tak jauh beda dengan monumen Pecenongan. 

Menurut Angkatan 45 generasi Syah Manaf, monumen Tambora sempat dianggap sebagai monumen proklamasi oleh sementara pejuang 45 sebelum Ibu Jos Masdani ambil prakarsa dirikan tugu Proklamasi di Pegangsaan.

Sementara itu Almarhum Syah Manaf, tokoh senior Betawi yang berdiam di kampung Pecenongan, memberi kesaksian memorial stone di Pecenongan adalah titik Batavia 0 Km. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement