Kamis 20 Jan 2022 23:33 WIB

Spekulasi Kepala Otorita IKN dan Jejak Arsitektur Ridwan Kamil

Sebelum menjadi kepala daerah, karya arsitektur Ridwan Kamil sudah dikenal.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) dengan menggunakan sepeda motor meninjau pembangunan Tol Cisumdawu (Cileunyi, Sumedang dan Dawuan), Senin (10/1/2022). Cisumdawu rencananya akan beroperasi penuh pada Juni 2022. Emil berharap faktor keamanan dan keselamatan menjadi hal utama yang harus diperhatikan sebagai jaminan bagi pengguna Tol Cisumdawu.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) dengan menggunakan sepeda motor meninjau pembangunan Tol Cisumdawu (Cileunyi, Sumedang dan Dawuan), Senin (10/1/2022). Cisumdawu rencananya akan beroperasi penuh pada Juni 2022. Emil berharap faktor keamanan dan keselamatan menjadi hal utama yang harus diperhatikan sebagai jaminan bagi pengguna Tol Cisumdawu.

Oleh : Joko Sadewo, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam beberapa hari ini menjadi pembicaraan publik. Bukan hanya terkait dengan pernyataan kesiapannya untuk dicalonkan sebagai capres di Pilpres 2024. Tapi juga terkait dengan masalah ibu kota negara (IKN) yang baru.

Pengamat maupun tokoh nasional telah menyebut sejumlah tokoh, yang dianggap cocok untuk menjadi kepala otorita IKN. Mulai dari Bambang Brojonegoro, Tumiyono, Azwar Anas, hingga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Baca Juga

 

Namun kemudian, Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan yang memunculkan spekulasi baru soal calon kepala IKN ini. "Paling tidak pernah memimpin daerah dan punya background arsitek," kata Presiden Jokowi saat bertemu beberapa pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/1/2022).

Pernyataan ini kemudian memunculkan spekulasi baru nama Ridwan Kamil sebagai figur yang diinginkan Jokowi. Sekalipun Jokowi tidak menyebut secara lugas nama pria yang disapa Kang Emil ini.

Jika terkait kepala daerah yang memiliki latar belakang arsitektur, memang ada juga nama Tri Rismaharani. Mantan wali kota Surabaya ini jebolan arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Tapi jika dilihat dari kiprah, Kang Emil sebelum menjadi wali kota Bandung, sudah mulai melejit lewat karya-karya arsitekturnya.

Pria kelahiran 4 Oktober 1971 di Bandung ini mengecap pendidikan di jurusan arsitektur Institut Tehnologi Bandung (ITB).  Kang Emil mencuri perhatian karena tinggal bersama istri, Atalia Praratya dan dua buah hatinya Emmeril Kahn dan Camillia Azahra  di sebuah rumah yang unik hasil rancangannya sendiri.

Keunikannya, ventilasi rumah ini terbuat dari  tiga puluh ribu botol Kratindaeng. Kang Emil ingin  membuktikan, sampah bisa disulap menjadi indah. Rumah tersebut berada di Cigadung, Jawa Barat, tidak jauh dari rumah ibunya.

Setelah lulus, dari ITB. Kang Emil sempat beberapa tahun mengajar di almamaternya, sebelum akhinrya melanjutkan kuliah S2 di University of California, Amerika, dalam bidang tatakota, tahun 1999 sampai 2001.

Selepas menuntaskan pendidikannya di Amerika, Kang Emil  bekerja di firma arsitektur di Amerikan Hongkong. Di Amerika, Ridwan kamil meraih kehidupan yang layak. Tapi karena ingat nasihat ibunya, Kang Emil memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, Bandung. Ia kembali ke almamaternya menjadi dosen di urusan arsitektur ITB. Bersama mahasiswa dari Rancang Kota, Desain Produk, dan Elektro ITB, Kang Emil melahirkan Enerbike sebuah rancangan sepeda penghasil listrik.

Bersamaan dengan itu, Kang Emil mendirikan firma arsitektur Urbane, singkatan dari Urban Evolution. Urbane juga bisa dibilang singkatan dari Urang Bandung Euy. Melalui perusahannya ini, Kang Emil menggarap berbagai proyek di Indonesia, dan mancanegara. Konsep arsitektur yang mengedepankan green system, responsif terhadap lingkungan, serta nilai artistik, menjadikan Urbane sebagai satu dari sepuluh firma arsitektur terbaik di Indonesia.

Kang Emil banyak mendirikan komunitas sosial di masyarakat seperti Bandung Creative City Forum (BCCF), gerakan Indonesia Berkebun, Bandung Citizen Journal, Konsep One Village One Playground dll. Intinya, Ia meyakini semua permasalahan yang ada di masyarakat bisa diatasi dengan kerja sama dan gotong royong.

Nama Kang Emill makin moncer terkait kiprahnya dalam masalah taman kota di Bandung. Ia menyulap 300 taman kota terlantar di Bandung menjadi indah.Taman kota tersebut terlantar dengan alasan tak adanya dana. Tapi ketika diumumkan pada warga dan komunitas kota, ternyata ada 300 komunitas yang ......

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement