Oleh : Endro Yuwanto/Jurnalis Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Ada optimisme dan antusiasme yang langsung terasa saat manajemen AS Roma mengumumkan perekrutan Jose Mourinho sebagai pengganti Paulo Fonseca di kursi pelatih, Mei 2021. Pelatih yang menjuluki dirinya sebagai the Special One ini dinilai bakal membawa angin perubahan di skuad I Giallorossi.
Maklum, sudah 13 tahun, pendukung AS Roma tidak pernah lagi berpesta untuk merayakan keberhasilan tim kesayangan mengangkat trofi juara. Titel Coppa Italia musim 2007/2008 menjadi trofi terakhir yang dimasukkan dalam kabinet trofi klub asal Ibu Kota Italia tersebut.
Pada rentang waktu 2013 hingga 2018, Roma memang mampu bersaing di papan atas Serie A Liga Italia dengan finis di peringkat kedua dan ketiga secara bergantian. Namun, pada tiga musim terakhir, Roma malah terlempar dari posisi empat besar.
Di tengah rasa frustrasi para pendukung Roma melihat keterpurukan klub pujaannya, Mourinho, hadir. Pelatih yang mengantarkan Inter Milan menjadi tim Italia pertama yang menyabet status treble winners itu kembali ke semenanjung Italia.
Capaian Mourinho bersama Inter Milan pada 2009/2010 membuat pelatih asal Portugal itu memiliki nama besar di Italia. Meski kerap dinilai gagal saat menukangi Manchester United dan Tottenham Hotspur, dua klub terakhir yang dipolesnya, pelatih berusia 58 tahun itu tetap dianggap juru taktik papan atas di pentas sepak bola Eropa.
Alhasil, harapan tinggi sudah dititipkan suporter Roma kepada Mourinho untuk bisa mengangkat performa I Giallorossi pada musim ini. Tak hanya bersaing secara langsung dalam perebutan gelar scudetto Serie A, eks pelatih Real Madrid itu diharapkan bisa mengakhiri puasa gelar Roma.
Fan Roma menilai Mourinho adalah kesempatan terakhir. Jika the Special One tidak bisa mengangkat tim ini, maka tidak akan ada yang bisa. Mourinho adalah salah satu pelatih tersukses. Selain itu, fan Roma juga menyukai sikapnya. Mourinho tak ragu mengkritik wasit, jurnalis, dan meminta hal spesifik kepada klub. Karena itu, fan Roma kini selalu mendukungnya.
Tidak hanya dari suporter, mantan pelatih Chelsea itu juga mendapatkan dukungan dari pihak klub. Mourinho dikabarkan menghabiskan nilai transfer sebesar 100 juta euro untuk merekrut pemain anyar pada awal musim ini, termasuk mendatangkan Tammy Abraham dari Chelsea.
Kendati begitu, harapan terkadang tidak sejalan dengan kenyataan. Hingga kompetisi musim ini telah menuntaskan paruh pertama, Roma masih belum bisa memberikan penampilan menyakinkan. Kekalahan memalukan, 1-6, dari Bodo/Glimt di UEFA Conference League, tiga bulan lalu, menjadi titik terendah penampilan I Giallorossi.
Begitu pula dengan inkonsistensi performa di pentas Serie A. Di delapan laga awal, Roma berhasil memetik tujuh kemenangan. Namun, tren apik itu seolah terhenti begitu memasuki periode akhir tahun. Setelah dikalahkan Lazio di Derby della Capitale, Roma menyerah di tangan Juventus.
Belum lagi dengan kekalahan mengejutkan dari Venezia dan Bologna. Bahkan, di empat laga terakhir di Serie A, Roma hanya bisa memetik satu kemenangan, tepatnya saat menjamu Cagliari, akhir pekan lalu.
Mourinho yang diharapkan bisa membawa Roma bersaing dengan Inter Milan, AC Milan, Atalanta, Napoli, dan Juventus, belum bisa menjawab ekpektasi pada awal musim ini tersebut. Roma masih tercecer di peringkat ketujuh klasemen sementara setelah hanya mengumpulkan 35 poin terpaut tujuh poin dari peringkat keempat, yang ditempati Atalanta.
Skuad I Giallorossi menelan sembilan kekalahan, dua hasil imbang, dan memetik 11 kemenangan dari 22 laga di arena Serie A. Tanpa adanya perubahan besar-besaran pada pertengahan musim ini rasanya akan sangat sulit buat Mourinho untuk membawa Roma bangkit dan bersaing secara langsung dalam perburuan scudetto pada paruh kedua musim ini.
Penampilan Roma saat ini bisa dibilang masih jauh dari gaya khas permainan tim racikan Mourinho, yang begitu solid dalam bertahan dan oportunis saat memanfaatkan kesalahan lawan. Kendati begitu, setidaknya Mourinho masih memiliki peluang untuk bisa mempersembahkan trofi, tepatnya di pentas Coppa Italia dan UEFA Conference League.
Di Coppa Italia, AS Roma sudah memastikan lolos ke perempat final usai menekuk Lecce 3-1 di babak 16 besar, Jumat (21/1/2022) WIB. Sementara di UEFA Conference League, Roma berhasil melaju ke fase gugur setelah memuncaki klasemen akhir Grup C.
Asa fan Roma untuk meraih trofi agaknya belum pudar. Apalagi sudah menjadi rahasia umum, the Special One adalah jaminan dan langganan meraih trofi.