REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada yang menarik dari perhelatan wisuda ke-102 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dihelat di Dome UMM, Kota Malang, Jawa Timur pada Selasa (18/1/2022). Dalam wisuda yang dipimpin Rektor UMM Fauzan, ada satu mahasiswa asal Australia yang menjadi wisudawan. Bule tersebut meraih gelar Doktor Pendidikan Agama Islam, yaitu Robert John Pope.
Robert sudah satu dekade menjadi bagian dari Kampus Putih. Sebelum menempuh pendidikan S3, ia juga mengenyam pendidikan S2 di UMM, yaitu Magister Pendidikan Agama Islam.
"Saya datang beberapa tahun yang lalu di Muhammadiyah di UMM Malang dan agak berbeda karena seorang bule mengikuti program Agama Islam, Pendidikan Agama Islam di UMM. Jadi yang pertama saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada UMM yang mengizinkan saya untuk mengalami sesuatu yang sangat unik," kata Robert saat mendapat kesempatan berbicara di acara wisuda dikutip Republika di Jakarta, Jumat (21/1).
Robert mengaku, baru kembali dari Australia tiga pekan lalu, dan waktu satu pekan harus dihabiskan untuk menjalani masa karantina. Ketika balik ke negeri asal selama 20 bulan, ia memiliki prespektif berbeda dalam memandang kehidupan. Hal itu terjadi berkat pengalamannya selama kuliah di UMM.
"Dari beberapa kelas ingat teman-teman saya, saya melihat sangat jelas bahwa sering kami memiliki cara memandang yang berbeda cara melihat dunia yang berbeda, tetapi dengan pengalaman di Muhamamdiyas saya belajar dua hal, yang pertama perbedaan adalah sesuatu yang sangat positif dan menarik daripada semua kesamaan," kata Robert.
Dia menjelaskan, seringkali mahasiswa di kelas masih berdebat ketika mata pelajaran sudah selesai. Daripada diam saja, menurut Robert, diskusi dengan rekannya terus berjalan untuk membahas materi di kelas. Dengan saling mengenal pandangan rekannya yang berbeda, Pope mengaku, sedang mempraktikkan isi Surat Al Hujurat ayat 13.
"Saya belajar dari Alquran Surat al Hujurat bahwa manusia diciptakan dengan bahasa dan budaya yang berbeda, bukan manusia yang membuat manusia berbeda, dan itu supaya kita semua bisa saling mengenal, pengalaman saya di UMM berarti saya bisa terapkan ayat itu di UMM," kata Robert bangga.
Dikutip dari siaran pers, Robert menyampaikan, UMM telah memberikannya perspektif baru lewat program pendidikan agama Islam yang telah dituntaskan. Dia menyebut, ada dua hal yang dipelajarinya selama berstatus mahasiswa di UMM. Pertama, yakni mengenai perbedaan yang dianggap sebagai sesuatu yang positif. Setiap orang seyogyanya bisa memahami dan mengerti perbedaan dengan baik, bukan malah saling menyalahkan.
Kedua, Kampus Putih telah mengajarkannya untuk tidak takut berpikir kritis. Robert menekankan, setiap orang tidak boleh berhenti pada pemikiran yang stagnan, tapi harus bergerak ke pemikiran yang dinamis. Dengan begitu, kita akan menghasilkan banyak inovasi dan manfaat.
"Satu pesan saya untuk para wisudawan adalah jadilah seorang global ciitizen. Yakni bisa menjadi pribadi berani untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda, tidak hanya pada mereka yang sama. Sekali lagi, selamat telah menyelesaikan salah satu bagian perjalanan akademi kita,” kata Robert.