REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah robot bernama Cobot, bisa membantu meringankan pekerjaan pengrajin kayu. Berbeda dengan robot industri, Cobot lebih aman. Tapi robot itu juga perlu latihan. Cobot itu singkatan dari kolaborasi robot.
Robot ini berbeda dengan robot industro. Di pabrik pembuat model Werk5 di Berlin, para pengrajin bekerja dengan robot industri biasa, yang membuat bentuk-bentuk rumit. Misalnya untuk model arsitektur. Pemrograman robot sangat rumit. Bentuk yang diinginkan dimasukkan ke komputer dalam bentuk template tiga dimensional.
Mesin biasanya diprogram agar melaksanakan sebuah pekerjaan saja, dengan presisi tinggi. Misalnya membuat bentuk tertentu.
"Berbeda dengan robot industri lainnya, saya bisa mengendalikan ini dengan tangan," Demikian dikatakan Gunnar Bloss, pengrajin dan salah seorang pendiri Werk5.
"Jadi saya bisa mengatakan, ini tempat kerja kamu. Kamu harus bekerja di sini dan tidak perlu presisi. Berbeda dengan robot industrial yang harus presisi tinggi."
Menggunakan robot yang berkolaborasi
Robot-robot baru ini namanya Cobots, singkatan dari "robot-robot yang berkolaborasi". Robot tidak hanya bisa digunakan dengan lebih mudah, melainkan juga lebih aman bagi manusia.
"Di tiap poros ada sensor. Jika ada momen tahanan terlalu besar, saya hanya perlu melakukan ini, robot berhenti," demikian dijelakan Gunnar Bloss. Jadi orang bisa bekerja dengan robot dalam jarak dekat.
Itu teorinya. Tapi bagaimana dalam praktiknya? Apakah Cobots benar-benar bisa mengambilalih pekerjaan?