REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru melaporkan antibodi yang mampu melawan varian Omicron dari virus Covid 19 masih ada di dalam tubuh empat bulan setelah suntikan vaksin Pfizer-BioNTech. Hasil studi menunjukkan dukungan untuk strategi vaksin tiga dosis dan suntikan keempat mungkin tak diperlukan dalam waktu dekat.
Data mengkonfirmasi hasil sebelumnya yang menunjukkan bahwa antibodi serum yang diinduksi vaksin Pfizer menetralkan varian Omicron SARS-CoV-2 setelah imunisasi dengan tiga dosis. Sementara, respons antibodi untuk mereka yang hanya memiliki dua dosis mungkin tidak cukup untuk melindungi terhadap virus. infeksi dengan varian baru. Meski hanya dengan dua dosis, respons antibodi terhadap Omicron masih cukup kuat untuk mencegah penyakit parah.
"Ini sangat, sangat baru untuk bidang ini," ujar ahli mikrobiologi Universitas Texas dan penulis utama studi, Pei-Yong Shi seperti dilansir dari laman unitedpressinternational, Rabu (26/1/2022).
Pei-Yong Shu menambahkan, hal itu benar-benar menunjukkan setidaknya hingga empat bulan, pasca-dosis tiga, masih ada aktivitas penetralan substansial terhadap Omicron. Karena jumlah antibodi mulai berkurang beberapa bulan setelah vaksinasi awal, kekhawatiran segera meningkat mengenai apakah varian Omicron dapat menghindari vaksin Pfizer-BioNTech.
Studi sebelumnya menunjukkan sedikit respon antibodi terhadap Omicron pada subjek yang belum menerima booster dosis ketiga. Tapi, seperti penelitian serupa pada vaksin Moderna pada bulan Desember, para peneliti mendeteksi peningkatan antibodi yang signifikan setelah suntikan booster.
"Pertama kali kami melihat Omicron nAbs sejauh ini (4 bulan) dan secara tak terduga masih cukup tinggi, itu bagus," tweet Eric Topol, seorang profesor kedokteran molekuler di Scripps Research Institute.
Pfizer dan BioNTech mengatakan dalam beberapa bulan mendatang mereka akan mengevaluasi bagaimana dosis tambahan dari formulasi Covid 19 saat ini dan vaksin baru yang dirancang khusus untuk varian Omicron bekerja dalam pengaturan klinis. Perusahaan mengatakan mereka berharap untuk menghasilkan 4 miliar dosis vaksin mereka tahun ini, tingkat yang tidak diharapkan berubah bahkan jika formula khusus Omicron baru diperlukan.
Studi ini muncul setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan pekan lalu vaksin Covid 19 saat ini kurang efektif dalam mencegah infeksi setelah Omicron muncul pada November, tapi masih menurunkan risiko penyakit serius di antara mereka yang divaksinasi penuh seperti mereka yang telah menerima dosis booster.