Jumat 28 Jan 2022 10:19 WIB

Aliando Syarief Mengaku OCD, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Aliando Syarief mengaku berjuang menghadapi OCD selama dua tahun terakhir.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Aktor Aliando Syarief mengaku mengidap OCD alias gangguan obsesif-kompulsif.
Foto: Retno Wulandhari / Republika
Aktor Aliando Syarief mengaku mengidap OCD alias gangguan obsesif-kompulsif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Aliando Syarief berbagi cerita tentang penyakit mental yang dideritanya. Dalam sesi live Instagram beberapa waktu lalu, pemeran Dono di film Warkop Reborn tersebut mengaku telah berjuang dengan obsessive-compulsive disorder (OCD) ekstrem selama dua tahun terakhir.

Menurut Aliando, desakan untuk menggerakkan kepala sampai dua kali membuat aktingnya di salah satu episode sinetron Keajaiban Cinta. Ia harus berjuang keras untuk melawan pikiran untuk melakukan tindakan berulang tersebut.

Baca Juga

Lalu, apa yang dimaksud dengan OCD? Seperti dilansir Healthline yang telah ditinjau oleh psikiater dari University of North Dakota, Timothy J Legg, gangguan obsesif-kompulsif (OCD) adalah kondisi kesehatan mental kronis di mana obsesi yang tidak terkendali menyebabkan perilaku kompulsif. Ketika mencapai titik OCD ekstrem, itu dapat mengganggu hubungan pengidapnya dengan orang lain, memengaruhi  kemampuan menjalankan tanggung jawab, dan signifikan mengurangi kualitas hidup.

OCD adalah gangguan kronis pada 60 hingga 70 persen kasus. Ketika mempertimbangkan penurunan kualitas hidup dan hilangnya pendapatan, OCD pernah menjadi salah satu dari 10 daftar penyakit teratas di seluruh dunia.

Secara umum, OCD tetap berada di 10 besar gangguan kecemasan secara umum. Selain beban biaya pengobatan, penelitian menunjukkan hilangnya rata-rata 46 hari kerja setahun karena OCD.

Apa saja gejala OCD?

OCD sering kali dimulai selama masa remaja atau dewasa muda. Pada tahap awal, gejala umumnya ringan dan terus meningkat ke fase ekstrem. Kondisi stres dapat memperburuk gejala.

OCD memiliki dua jenis gejala yang khas, yaitu pikiran dan ketakutan yang tidak inginkan (obsesif) yang membuat seseorang melakukan perilaku berulang untuk meredakan stres atau kecemasan. Mereka tidak memiliki kendali untuk berhenti (kompulsif).

Meskipun tidak ada diagnosis resmi untuk OCD ekstrem, banyak orang mungkin merasa gejalanya parah dan sangat memengaruhi kehidupan mereka. OCD yang tidak ditangani juga dapat menyebabkan gejala yang lebih parah.

Gangguan obsesif-kompulsif sering kali berpusat pada tema tertentu, misalnya ketakutan berlebih akan kontaminasi kuman. Untuk meredakannya, penderita bisa mencuci tangan secara kompulsif sampai kulit tangan terasa sakit dan pecah-pecah.

Gejala lain, misalnya, selalu ingin semua hal tertata rapi, simetris, sejajar, dan berurutan. Jadi ketika melihat sesuatu yang kotor, berantakan atau tidak simetris, pikiran Anda akan mendorong untuk membersihkan dan merapikannya.

Perilaku ini akan selalu menuntut Anda untuk menghasilkan pikiran yang sama dan berulang. Penderita OCD juga sering kali dihantui perasaan ragu sehingga memaksanya untuk memeriksa sesuatu berulang kali.

Contoh paling umum seperti ragu sudah mengunci pintu atau belum, sudah mematikan kompor atau belum, dan lainnya. Penderita OCD akan merasa bahaya selalu mengintai.

Banyak orang dengan OCD menyadari sepenuhnya bahwa pikiran dan perilaku mereka tidak rasional, tetapi merasa tidak berdaya untuk menghentikannya. Bahkan, beberapa orang mungkin mengalami delusi, percaya bahwa obsesi dan kompulsi mereka adalah cara yang normal atau khas untuk melindungi dari ancaman yang mereka yakini sangat nyata.

Apa yang menyebabkan OCD?

Sejauh ini, para ahli belum menemukan penyebab pasti dari OCD. Namun, berikut beberapa faktor potensial yang berkontribusi OCD seorang ialah sebagai berikut:

1. Genetika

Beberapa penelitian menunjukkan risiko yang lebih tinggi jika Anda memiliki kerabat tingkat pertama dengan OCD, terutama jika itu berkembang di masa kanak-kanak. Gen spesifik belum diidentifikasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement