Jumat 28 Jan 2022 12:09 WIB

Dosen Sosiologi Bahas Dampak Serial Layangan Putus pada Anak

Layangan Putus mengangkat kisah mengenai perselingkuhan.

Serial Layangan Putus. Dosen Sosiologi Bahas Dampak Serial Layangan Putus pada Anak
Foto: WeTV
Serial Layangan Putus. Dosen Sosiologi Bahas Dampak Serial Layangan Putus pada Anak

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Layangan Putus merupakan salah satu web seri Indonesia yang sedang ramai diperbincangkan belakangan ini. Mengangkat kisah mengenai perselingkuhan, serial ini sukses menjadi viral di berbagai media sosial. Dosen sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Luluk Dwi Kumalasari mengatakan viralnya serial Layangan Putus ini membawa beberapa dampak dalam kehidupan masyarakat.

Luluk, sapaan akrabnya menjelaskan viralnya serial ini tak hanya mempengaruhi kalangan dewasa tetapi juga anak-anak. Terpaparnya anak-anak terhadap konten Layangan Putus ini dapat berdampak negatif bagi pola pikir mereka. Anak-anak jadi mengenal perselingkuhan, perceraian, dan ketidakharmonisan pada keluarga di usia yang masih sangat muda.

Baca Juga

Sebenarnya serial ini sudah dibatasi dari anak kecil melalui sarana konten berbayar dan imbauan tentang penonton berusia 17 tahun ke atas. Namun, viralnya cuplikan Layangan Putus di beberapa media sosial seperti Tiktok dan Instagram membuka akses bagi anak-anak untuk menonton.

"Melihat hal tersebut, kita sebagai orang tua harus memberikan pemahaman lebih kepada anak terkait perselingkuhan maupun perceraian. Selain itu, orang tua juga bisa turut melakukan pembatasan konten dengan menggunakan fitur Tiktok kids,” ungkap Kepala Program Studi (Prodi) Sosiologi tersebut.

Dampak lain yang menerpa setelah viralnya Layangan Putus adalah kekhawatiran pasangan akan melakukan perselingkuhan seperti yang diceritakan dalam film. Luluk menambahkan realitas mengenai perselingkuhan dan perceraian adalah fenomena lama yang sudah sering terjadi.

sumber : Suara Muhammadiyah
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement