Sabtu 29 Jan 2022 20:53 WIB

Empat Makna di Balik Kelezatan Pempek Palembang

Tekstur kenyal pempek mengajarkan hidup harus peka terhadap perubahan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Beragam jenis pempek Palembang.
Foto: Republika/Maspril Aries
Beragam jenis pempek Palembang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tidak mengenal pempek? Makanan khas Palembang ini terbuat dari olahan ikan dan tepung, lengkap disajikan dengan kuah cuko.

Tak heran, pempek menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia karena kelezatan dari perpaduan rasa gurih, manis, dan asam dari kuah cuko dalam satu gigitan saja. Di balik kelezatannya, ternyata pempek memiliki filosofi yang jarang diketahui banyak orang, lho. Mulai dari tekstur, bentuk, hingga rasa pempek memiliki makna mendalam yang bisa menjadi pelajaran dalam menjalani hidup.

Baca Juga

Pemilik Pempek Ny Kamto, Imam Santoso, mengatakan pempek merupakan salah satu makanan Indonesia yang tetap eksis di tengah maraknya kuliner internasional. Tak hanya dapat dinikmati kelezatannya, berikut adalah empat filosofi pempek yang dapat menjadi acuan untuk menjadi pribadi yang positif.

Tekstur kenyal sebagai simbol fleksibel dan dinamis

"Pempek memiliki tekstur kenyal yang berarti bahwa hidup harus luwes dan peka terhadap perubahan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (29/1/2022).

Zaman yang terus berkembang menuntut tiap individu untuk terus beradaptasi dengan perubahan ke arah yang lebih positif. Jika Anda menguasai kedua hal tersebut, tentu akan memudahkan Anda dalam menjalani kehidupan yang terus berubah seiring berkembangnya zaman.

Cita rasa pempek melambangkan keseimbangan hidup

Rasa pempek yang lezat datang dari perpaduan berbagai rasa yang seimbang. Ada rasa gurih dari ikan yang telah diolah serta manis dan asam dari kuah cuko. Dari perpaduan rasa tersebut, pempek dapat disajikan di berbagai kesempatan karena cita rasanya yang cocok dengan lidah banyak orang.

"Sama halnya dengan manusia, menjalani hidup yang seimbang akan memberikan banyak manfaat, seperti menghindari stres, semakin produktif, dan berdamai dengan diri sendiri," ujarnya.

Hal tersebut dapat ditempuh jika kita bijak dalam mempertimbangkan berbagai hal, serta optimis hidup tentu akan indah jika kita bersabar dan berusaha.

Kuah cuko mengajarkan lebih realistis

Kondisi hidup memang selalu berubah-ubah, kadang kita merasa senang, tapi kadang digantikan oleh perasaan sedih. Layaknya perpaduan rasa pada kuah pempek yang manis dan asam, ini menjadi pengingat untuk kita agar dapat menjalani kehidupan dengan realistis.

Dengan bersikap realistis, kita dapat meminimalisir rasa kecewa terhadap harapan dan mimpi yang belum tercapai. Hidup realistis bukan berarti kita tidak optimis, tapi kita dapat menjalani hidup dengan pantang menyerah.

Kualitas pempek yang menggambarkan kredibilitas

Rasa ikan pada pempek selalu dijaga kualitasnya agar memberikan cita rasa yang segar dan nikmat. Dalam artian, tiap individu sebaiknya mampu menjaga kualitas diri dan meningkatkan kemampuan agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya.

Individu yang berkualitas tentu akan memiliki kredibilitas yang tinggi dalam hidupnya. Nah, kredibilitas ini juga yang menjadi salah satu kunci untuk meraih kesuksesan karena semakin berkualitas, semakin banyak pula orang yang mempercayai Anda untuk menyelesaikan tanggung jawab.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement