REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penuaan tidak mudah dijalani. Beruntungnya, berkat perkembangan ilmu pengetahuan, kini seseorang bisa hidup lebih sehat dan bahagia setelah usia 60-an dibandingkan generasi sebelumnya.
Kuncinya adalah memperkaya wawasan tentang proses penuaan yang sehat dan meninggalkan kebiasaan yang kurang bermanfaat. Ada beberapa efek samping mengejutkan yang mungkin dirasakan setelah usia 60 tahun. Penting untuk mengetahuinya supaya seseorang dapat mengatasinya.
Hal pertama adalah kebiasaan tidur. Seiring bertambahnya usia, siklus tidur cenderung terfragmentasi. Dampaknya, butuh upaya lebih untuk bisa terlelap dan cukup sulit juga agar seseorang di atas usia 60 tahun bisa tidur dalam jangka waktu lama.
Bagi usia berapa pun, tidur merupakan hal penting supaya organ dan sistem kekebalan tubuh bisa mengisi ulang dayanya sehingga berfungsi optimal. Untuk kelompok lanjut usia (lansia), waktu tidur ideal adalah tujuh hingga sembilan jam setiap malam.
Tidur kurang dari waktu tersebut atau justru berlebihan akan memberikan dampak tertentu. Menurut peneliti American College of Cardiology, tidur terlalu lama bahkan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain perkara tidur, penambahan usia juga memengaruhi dampak dari olahraga. Studi terbaru menemukan bahwa olahraga teratur tidak hanya membuat berat badan lansia berpotensi turun, tetapi juga dapat membuat seseorang merasa lebih muda.
Penelitian pada 2018 itu menemukan perbedaan usia biologis dan usia kronologis peserta yang rutin berolahraga. Peserta lansia laki-laki maupun perempuan punya usia tubuh alias usia biologis hampir 30 tahun lebih muda dari usia kronologis (yang dihitung berdasarkan tahun lahir).
Efek mengejutkan lain dari penuaan adalah risiko kelelahan kronis. Kondisi tersebut merupakan tanda bahwa sesuatu dalam gaya hidup perlu diperbaiki. Kaitan penuaan dan kelelahan kronis terungkap dalam studi yang diterbitkan di Journal of Gerontology.
Penelitian mendapati lansia di atas 60 tahun yang kerap merasa lelah lebih mungkin meninggal dalam waktu tiga tahun. Sebagai solusinya, orang tersebut bisa lebih banyak melakukan olahraga dan aktivitas fisik, seperti dilansir di laman Eat This Not That, Ahad (30/1/2022)