Senin 07 Feb 2022 00:35 WIB

Mengapa Lansia Rentan Tertular Covid-1 Meski Sudah Vaksinasi? Ini Kata Pakar

Lansia tetap rentan terkena Covid-19 meski sudah vaksinasi penuh.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Lansia tetap rentan terkena Covid-19 meski sudah vaksinasi penuh.
Foto: www.freepik.com.
Lansia tetap rentan terkena Covid-19 meski sudah vaksinasi penuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menjelaskan penyebab kelompok lanjut usia (lansia) menjadi sangat rentan tertular Covid-19 meski sudah mendapatkan vaksin dua dosis lengkap. Salah satu alasannya, proteksi vaksin Covid-19 dua dosis pada lansia mengalami penurunan, rata-rata setelah 5 bulan.

"Itu sudah banyak (kasus Covid-19) lansia yang mendapatkan dosis lengkap," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (6/2/2022).

Baca Juga

Menurutnya, banyak lansia yang rawan terinfeksi Covid-19 karena penurunan kemampuan perlindungan vaksin. Selain itu, ia menyinggung banyak lansia yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Kemudian ketika mendapatkan vaksinasi Covid-19 tambahan, booster lansia membutuhkan waktu tak secepat kelompok dewasa muda lainnya dalam mencapai kemampuan proteksinya.

Dalam proses mencapai masa proteksi yang bervariasi inilah, Dicky mengakui, lansia ini bisa tertular Covid-19 jika tak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan 5 M, kemudian masyarakat sekitar tidak melindungi lansia ini dan akhirnya terus terpapar,  hingga minim deteksi.

"Ini yang harus dipahami," katanya.

Terkait solusi masalah ini, dia menilai harus tinggal di rumah. Sebab, bagaimanapun risiko terpapar Covid-19 saat di luar rumah tentu lebih besar. Di lain pihak, Dicky meminta dinas kesehatan setempat harus menjaring lansia yang belum mendapatkan booster. Artinya harus ada tim gerak cepat yang mendatangi lansia dengan kunjungan rumah kemudian memberikan booster. Jadi, jangan sampai pemerintah beralasan tak banyak lansia yang datang ke sentra vaksinasi.

"Karena mungkin saja lansia ini tak ada yang mengantar atau kendala lainnya," katanya.

Ia mewanti-wanti upaya ini harus dilakukan karena lansia bisa jadi korban yang angka kematiannya lebih buruk dibandingkan saat varian delta menyerang beberapa waktu lalu. Menurutnya, kemungkinan itu bisa menjadi kenyataan jika mitigasinya salah.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah lansia yang masuk rumah sakit untuk perawatan Covid-19 makin hari makin banyak. Karena itu, para lansia diminta untuk segera mendapatkan vaksinasi penguat atau booster.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit mencapai 13.696 orang per 4 Januari 2022. Sebanyak 8.132 di antaranya dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 dan 5.564 lainnya di RSDC Wisma Atlet.

Khusus untuk pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan, kata Nadia, tampak jelas ada tren kenaikan jumlahnya sejak 21 Januari. Dari tren kenaikan itu, pasien didominasi oleh kelompok usia 19 - 59 tahun.

Namun yang mengkhawatirkan adalah pasien Covid-19 kelompok lansia juga turut melonjak. Dari 688 lansia pada 28 Januari, lalu perlahan merangkak naik setiap hari hingga akhirnya mencapai 1.704 lansia pada 4 Februari.

"Yang harus kita catat adalah lansia makin banyak yang terkena Covid-19 (dan menjalani perawatan di rumah sakit). Ini yang harus kita jaga. Segera booster lansia kita," kata Nadia dalam sebuah webinar, Sabtu (5/2). 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement