Selasa 08 Feb 2022 18:42 WIB

Mungkinkah Menciptakan Vaksin Covid-19 Multivarian? Ini Penjelasan Pakar

Sebelumnya, Sinovac mengklaim akan menciptakan vaksin Covid-19 multivarian.

Vaksin COVID-19 multivarian perlu memperhatikan faktor major epitopeatau bagian yang menginduksi antibodi penting.
Foto: www.pixabay.com
Vaksin COVID-19 multivarian perlu memperhatikan faktor major epitopeatau bagian yang menginduksi antibodi penting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar virologi dari Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengemukakan, vaksin COVID-19 multivarian perlu memperhatikan faktor major epitopeatau bagian yang menginduksi antibodi penting. "Tergantung varian baru itu. Kalau berubah di major epitope, artinya bagian yang menginduksi antibodi penting, vaksin itu juga tak mampu (tidak efektif)," kata Mahardika yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (8/2/2022).

Pernyataan itu dikemukakan Mahardika saat menanggapi riset Tim Peneliti Sinovac pada vaksin multivarian yang akan diproduksi untuk melawan mutasi lain virus SARS-CoV-2. Mahardika mengatakan varian COVID-19 berikutnya yang akan muncul di tengah masyarakat tidak akan bisa diprediksi. 

Baca Juga

"Paling mereka (Sinovac) isi vaksin multi varian dengan strain (varian) Wuhan, Delta dan Omicron," katanya.

Mahardika meyakini bahwa semua vaksin yang tersedia saat ini memiliki kemampuan menekan risiko gejala berat pada seseorang yang terpapar SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, termasuk produk vaksin Sinovac. "Vaksin tak ada yang sempurna, efektif menekan risiko 90 persen saja sudah sangat baik," katanya.

Ia mengatakan, upaya terbaik bagi masyarakat untuk melindungi diri dari COVID-19 saat ini adalah dengan menghindari kerumunan. Protokol kesehatan yang saat ini berlaku, kata Mahardika, sebenarnya belum sepenuhnya efektif menangkal virus. Sebab SARS-CoV-2 bisa menginfeksi manusia melalui saluran mata, hidung, dan mulut.

"Belum lagi penularan tak langsung karena cemaran badan dan pakaian. Mata tak dilindungi masker. Karena memakai masker, masyarakat berkerumun dan merasa aman. Itu hanya menurunkan risiko katakanlah 50 persen saja," ujarnya.

Sebelumnya dalam agenda diskusi daring, Selasa, Vice President Sinovac Weining Meng mengatakan pihaknya tengah melakukan pengembangan terhadap vaksin Corona yang menyasar banyak varian dan mutasi COVID-19. Ia mengatakan, vaksin tersebut tak hanya dikembangkan untuk melawan satu mutasi spesifik saja, tapi banyak varian di masa mendatang.

"Nanti akan ada versi multivarian. Dalam hal ini Sinovac akan melakukan pengembangan untuk vaksin multivarian masih dengan platform inactivated (virus yang dilumpuhkan)," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement