Rabu 09 Feb 2022 07:20 WIB

Sebagian Pakar Ingatkan Covid-19 tak akan Menjadi Endemi

Sebagian pakar sebut virus Covid-19 akan terus berperilaku menjadi pandemi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Sebagian pakar sebut virus Covid-19 akan terus berperilaku menjadi pandemi.
Foto: www.pixabay.com
Sebagian pakar sebut virus Covid-19 akan terus berperilaku menjadi pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar biosekuriti memperingatkan Covid 19 tak akan pernah menjadi penyakit endemi. Namun Covid 19 akan selalu berperilaku seperti virus epidemi.

Seorang profesor biosekuriti global di University of New South Wales di Sydney, Raina MacIntyre, mengatakan, meskipun penyakit endemi dapat terjadi dalam jumlah yang sangat besar, jumlah kasus tidak berubah dengan cepat seperti yang terlihat pada virus corona.

Baca Juga

“Jika jumlah kasus berubah dengan penyakit endemi, itu perlahan, biasanya selama bertahun-tahun,” ujarnya seperti dilansir dari laman CNBC, Selasa (9/2/2022). 

Penyakit epidemi, di sisi lain, meningkat pesat selama beberapa hari hingga pekan terakhir. Para ilmuwan menggunakan persamaan matematika, yang disebut R sia-sia (atau R0), untuk menilai seberapa cepat suatu penyakit menyebar. 

R0 menunjukkan berapa banyak orang yang akan tertular penyakit dari orang yang terinfeksi, dengan para ahli di Imperial College London memperkirakan omicron bisa lebih tinggi dari 3. Jika R0 penyakit lebih besar dari 1, pertumbuhannya eksponensial, artinya virus menjadi lebih umum dan kondisi untuk epidemi hadir.

“Tujuan kesehatan masyarakat adalah untuk menjaga R efektif, yaitu R0 yang dimodifikasi oleh intervensi seperti vaksin, masker atau mitigasi lainnya, di bawah 1,” ujarnya.

Tapi jika R0 lebih tinggi dari 1, mereka biasanya melihat gelombang epidemi berulang untuk infeksi epidemi yang ditularkan melalui pernapasan. MacIntyre mencatat ini adalah pola yang terlihat pada cacar selama berabad-abad dan masih terlihat pada campak dan influenza. Itu juga pola yang terungkap dengan Covid, di mana kita telah melihat empat gelombang besar dalam dua tahun terakhir.

“Covid tidak akan secara ajaib berubah menjadi infeksi endemik seperti malaria di mana tingkatnya tetap konstan untuk waktu yang lama,” tegasnya.

Itu akan terus menyebabkan gelombang epidemi, didorong oleh berkurangnya kekebalan vaksin, varian baru yang lolos dari perlindungan vaksin, kantong yang tidak divaksinasi, kelahiran dan migrasi.

“Inilah mengapa kami membutuhkan vaksin-plus dan strategi ventilasi yang berkelanjutan, untuk menjaga R di bawah 1 sehingga kami dapat hidup dengan virus tanpa gangguan besar pada masyarakat,” ujar MacIntyre. 

Baca juga : Covid Meningkat, Pemerintah Imbau Nakes Tetap Disiplin Terapkan Prokes

Ia menambahkan, peringatan bahwa akan ada lebih banyak varian yang akan datang. Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan varian Covid berikutnya akan lebih menular daripada omicron.

Global Biosecurity, akun Twitter yang mewakili kolektif departemen penelitian UNSW yang mencakup epidemi, pandemi, dan epidemiologi, Covid akan terus menampilkan pola penyakit epidemi yang bertambah dan berkurang. 

"Covid tidak akan pernah menjadi endemi,” tulis organisasi itu. 

"Ini adalah penyakit epidemi dan akan selalu begitu. Ini berarti ia akan menemukan orang yang tidak divaksinasi atau kurang divaksinasi dan menyebar dengan cepat dalam kelompok tersebut," tambah UNSW.

Baca juga : Rekomendasi Makanan-Minuman Buat yang Sudah Divaksinasi Lalu Positif Covid-19

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement