Rabu 09 Feb 2022 12:47 WIB

Survei Temukan Hampir Satu dari Dua Orang Tertipu Kencan Online

Hampir satu dari dua orang di Asia Tenggara kehilangan uang karena kencan online

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Hampir satu dari dua orang di Asia Tenggara kehilangan uang karena kencan online. (ilustrasi)
Foto: www.rawpixel.com
Hampir satu dari dua orang di Asia Tenggara kehilangan uang karena kencan online. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menjelang Valentine, publik disuguhi tontonan film dokumenter Tinder Swindler. Film ini mengupas aksi penipuan yang dilakukan Simon Leviev kepada teman kencan yang dia temui melalui aplikasi kencan online.

Kaspersky dalam survei Mapping a secure path for the future of digital payemnts in APAC yang diadakan 2021 menemukan hampir satu dari dua orang (45 persen) di Asia Tenggara kehilangan uang karena penipuan dari kencan online. Jumlah kerugian yang diderita kurang dari 100 dolar Amerika Serikat, tapi penipuan meski kecil-kecilan ini dialami oleh berbagai kelompok usia.

Baca Juga

Dalam siaran pers yang dikutip pada Rabu (9/2/2022), generasi baby boomer (kelahiran 1946-1964) dan di atasnya (1918-1945) paling sering menjadi korban penipuan kecil-kecilan ini, mencapai 33 persen. Rata-rata penduduk Asia Tenggara yang pernah menjadi korban penipuan kurang dari 100 dolar AS berjumlah 22 persen.

Menurut temuan Kaspersky, hampir dua dari lima orang di kelompok usia paling senior pernah kehilangan antara 5.000 sampai 10 ribu dolar AS karena ditipu teman kencan online. Sementara sebagian kecil generasi Z (8 persen) pernah tertipu lebih dari 10 ribu dolar AS karena kencan online.

Perusahaan keamanan siber ini melihat penipuan kencan online meningkat sejak 2020 ketika pandemi mewajibkan hampir semua kegiatan menggunakan internet termasuk untuk bersosialisasi. Peneliti di Kaspersky menemukan ciri-ciri yang ditemui pada pelaku kencan online. Ciri-cirinya antara lain menunjukkan emosi yang kuat dalam waktu singkat dan cepat sekali beralih dari aplikasi kencan ke saluran pribadi.

Mereka ingin tahu banyak tentang korban. Semakin banyak mereka tahu, semakin mudah memanipulasi korban. Penipu kencan online sering memberikan cerita yang tidak konsisten dan sering kali tidak memiliki jejak digital. Ketika meminta uang, mereka menggunakan kesulitan pribadi, misalnya keluarga sakit atau bisnis gagal.

Waspada Penipuan

Penipuan saat kencan online masih bisa dihindari dengan berhati-hati ketika menggunakan media sosial atau situs kencan online. Urusan pertemanan di media sosial ada baiknya tidak menerima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal. Sementara di aplikasi kencan online, jangan mengungkapkan hal pribadi pada profil atau ketika baru berkenalan dengan teman baru.

Saat mengobrol dengan teman kencan, perhatikan apakah hal-hal yang dia ceritakan konsisten atau tidak. Demi keamanan, hanya gunakan situs kencan yang terpercaya dan tetap berkomunikasi melalui platform tersebut. Jika memutuskan bertemu teman kencan online, beri tahu orang terdekat rencana kalian tersebut. Terakhir, jangan pernah memberikan uang kepada kecuali memiliki hubungan yang dekat di dunia nyata.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement