Oleh : Firli Bahuri, Ketua KPK
REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini, Rabu 9 Febuari 2022, segenap insan pewarta tanah air, kembali memperingati Hari Pers Nasional ke-76. Sejak masa lalu hingga zaman ini, guratan tangan disetiap helai-helai kertas, tingginya ritme jemari yang menari saat 'transkip' di layar smartphone atau keyboard komputer dan kilau 'jepretan' foto serta sorot tajam lensa video insan-insan pers, senantiasa memberikan serta membuka wawasan informasi yang luas kepada masyarakat dunia khususnya rakyat Indonesia.
Konsistensi insan-insan pers tanah air inilah, yang mengukuhkan wartawan sebagai profesi mulia, agen perubahan dan kebangkitan rakyat, bangsa dan negara yang kita cintai ini. Andil besar serta peran nyata rekan-rekan jurnalis dan media tanah air sebagai salah satu pilar demokrasi di negeri ini sangat dibutuhkan repuplik ini dalam menghadapi hingga menyelesaikan ragam permasalahan bangsa, salah satunya perilaku koruptif dan kejahatan korupsi yang telah berurat akar di NKRI.
Kami di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melihat andil dan peran nyata insan pers dari maraknya pemberitaan seputar kasus serta penanganan korupsi yang dilakukan KPK pada media massa tanah air. Bahkan, isu korupsi seringkali dijadikan headline atau top issue dalam rating media massa.
Tak sekadar mewartakan peristiwanya saja, dengan naluri jurnalistiknya, para insan pers yang ditugaskan atau "ngepos" di KPK senantiasa menggali lebih dalam kasus korupsi yang kami ungkap, sehingga setiap berita yang diwartakan ke publik, sarat dengan edukasi pencegahan hingga penindakan korupsi yang tepat, cepat, terukur dan efisien.
Tidak berlebihan jika kami katakan insan pers memiliki andil teramat penting dalam segenap daya dan upaya KPK bersama segenap elemen negara, untuk membentuk peradaban dan budaya ANTIKORUPSI di Indonesia. Perlu dicatat, KPK senantiasa memandang insan media layaknya saudara seperjuangan dalam perang badar melawan korupsi di Indonesia, bersama-sama menjalankan tugas dan kewajiban yang diberikan bangsa, negara, serta rakyat Indonesia dalam menangani kejahatan kemanusiaan ini meski dalam ruang lingkup berbeda.
Sama halnya dengan rekan-rekan jurnalis yang terpanggil sebagai pewarta di tanah air, profesi sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi adalah panggilan hati dan jiwa yang dirasakan oleh segenap insan KPK. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, pers hadir di tengah-tengah kehidupan berbangsa bernegara dengan kekuatan goresan pena, tegarnya ujung jemari di layar smartphone atau keyboad komputer, serta bidikan tajam lensa kamera foto dan video para jurnalis, sebagai kontrol sosial yang baik dan telah mewarnai jagad demokrasi di republik ini.