REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kandidat eksoplanet, bernama Proxima d, mengorbit sebuah bintang bernama Proxima Centauri. Proxima Centauri adalah bintang kerdil merah kecil redup hanya berjarak 4,2 tahun cahaya dari Matahari. Eksoplanet itu hanya seperempat dari massa Bumi.
Dilansir dari Sciencealert, Jumat (11/2/2022), itu menjadikannya salah satu exoplanet terkecil yang pernah terdeteksi. Ini juga menandai eksoplanet ketiga yang ditemukan mengorbit Proxima Centauri. Meskipun dunia yang baru ditemukan tidak akan layak huni, deteksinya menunjukkan bahwa ada banyak exoplanet di luar sana di luar jangkauan kemampuan kita saat ini.
“Penemuan menunjukkan bahwa tetangga bintang terdekat kita tampaknya dikemas dengan dunia baru yang menarik, dalam jangkauan studi lebih lanjut dan eksplorasi masa depan,” kata astrofisikawan João Faria dari Instituto de Astrofísica e Ciências do Espaço di Portugal.
Hingga saat ini, hampir 5.000 eksoplanet telah ditemukan dan dikonfirmasi. Ada dua cara utama mencari eksoplanet ini.
Teknik yang paling banyak digunakan adalah metode transit, di mana teleskop mengamati bintang dalam jangka waktu yang lama untuk mendeteksi penurunan kecerahan yang redup dan teratur. Ini menandakan planet yang mengorbit melintas di antara kita dan bintang tersebut.
Metode lain yang paling umum digunakan dikenal sebagai metode kecepatan radial (atau goyangan). Ketika dua benda, seperti bintang dan planet, terikat secara gravitasi, yang satu tidak mengorbit yang lain. Sebaliknya, mereka mengorbit pusat massa bersama mereka. Hal ini menyebabkan bintang ‘bergoyang’ sedikit di tempat, pada gilirannya, yang memengaruhi cahaya yang mencapai Bumi.
Petunjuk Proxima d muncul pada tahun 2020, ketika para astronom menggunakan instrumen Echelle SPectrograph for Rocky Exoplanets and Stable Spectroscopic Observations (ESPRESSO) pada Teleskop Sangat Besar ESO untuk mengonfirmasi eksoplanet Proxima Centauri lainnya.
Eksoplanet Proxima d setidaknya 0,26 kali massa Bumi, mengorbit bintangnya sekali setiap 5,12 hari. Sayangnya, itu berarti terlalu dekat dengan bintang untuk ramah terhadap kehidupan seperti yang kita kenal.
"Ini menunjukkan bahwa teknik kecepatan radial memiliki potensi untuk mengungkap populasi planet ringan, seperti planet kita, yang diperkirakan paling melimpah di dunia,” ujarnya.