Ahad 13 Feb 2022 19:10 WIB

Bisakah Anak Mengalami Long Covid? Ini Penjelasan Dokter Paru

Gejala long Covid yang paling banyak dialami adalah kelelahan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Bisakah anak mengalami long Covid. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Bisakah anak mengalami long Covid. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usia muda dan gejala ringan tidak menjamin bahwa penyintas Covid-19 akan terbebas dari long Covid atau sindrom pasca-Covid. Meski lebih umum terjadi pada orang dewasa, sindrom pasca-Covid juga bisa dialami oleh anak.

"Kelompok anak dan remaja tetap berisiko mengalaminya," ujar dokter spesialis paru dan pernapasan RS Pondok Indah-Puri Indah dr Desilia Atikawati SpP FAPSR, melalui surel yang diterima Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Sindrom pasca-Covid bisa dialami oleh anak atau remaja yang mengalami gejala ringan maupun berat. Beberapa gejala sindrom pasca-Covid yang dialami oleh anak atau remaja antara lain adalah kelelahan/fatigue, pusing, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, nyeri otot, nyeri sendi, dan batuk.

Gejala-gejala sindrom pasca-Covid memiliki jangka waktu yang berbeda antarpenyintas Covid-19. Namun sebuah penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Lancet memberikan pemahaman lebih lanjut terkait hal ini.

Penelitian yang dipimpin oleh peneliti dari University College London ini melibatkan sebanyak 3.765 partisipan dari 56 negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 91 persen partisipan membutuhkan waktu lebih dari 35 pekan untuk pulih sepenuhnya.

Gejala sindrom pasca-Covid yang paling banyak ditemukan setelah bulan keenam adalah kelelahan, perburukan gejala setelah aktivitas atau post-exertion malaise, dan gangguan kognitif. 

Sebanyak 85,9 persen partisipan mengalami kekambuhan gejala, terutama dicetuskan oleh olahraga, aktivitas fisik atau mental, serta stres. "Sebanyak 1.700 partisipan membutuhkan pengurangan waktu kerja. Gangguan kognitif atau ingatan ditmeukan di seluruh grup usia," jelas dr Desilia.

Di sisi lain, dr Desilia mengatkaan sebagian penderita Covid-19 yang bergejala berat mengalami dampak multiorgan. Dampak multiorgan dapat melibatkan banyak sistem tubuh seeprti jantung, paru, ginjal, kulit, dan fungsi otak.

Menurut dr Desilia, cara terbaik untuk mencegah sindrom pasca-Covid adalah dengan mencegah terjadinya infeksi SARS-CoV-2. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya adalah melalui vaksinasi lengkap dan juga tambahan booster.

"Sehingga dapat mengurangi risiko terkena Covid-19," ujar dr Desilia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement