Ahad 13 Feb 2022 19:33 WIB

Seusai Dilantik, Wisudawan UIN Ar-Raniry Bersimpuh di Kaki Orang Tua

Ini pesan edukasi memuliakan dan berterima kasih kepada kedua orang tua.

Para lulusan terbaik UIN Ar-Raniry Banda Aceh mencium kaki orang tua seusai menerima penghargaan dari rektor, Rabu (9/2).
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Para lulusan terbaik UIN Ar-Raniry Banda Aceh mencium kaki orang tua seusai menerima penghargaan dari rektor, Rabu (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Suasana haru mewarnai prosesi wisuda di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry  Banda Aceh semester ganjil tahun akademik 2021/2022, Rabu (9/2). Acara wisuda itu  dipusatkan di Gedung Auditorium Prof Ali Hasjmy Kopelma Darussalam Banda Aceh.

Pasalnya, ada yang berbeda pada wisuda kali ini. Para lulusan terbaik setelah menerima penghargaan dari rektor langsung bersimpuh sembari mencium kaki orang tuanya dan disambut dengan pelukan hangat.

Isak tangis haru mewarnai prosesi sakral para wisudawan tersebut. Terlihat ibu yang tidak bisa menahan harunya, ayah yang begitu bangga terhadap prestasi anaknya.

Suasana sedih semakin menjadi ketika para wisudawan lulusan terbaik bersimpuh sambil mencium kaki orang tua, pada saat bersamaan lulusan dari Program Studi Bahasa Arab FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Bella Disa Novita SPd membaca puisi yang berjudul Wisudaku untuk Ayah dan Ibu.

"Aku seorang anak daerah dengan segala mimpi dalam mencapai gelar sarjana. Aku seorang anak tukang bangunan, telah berhasil meraih gelar sarjana. Hari ini dengan bangga memakai toga dan berdiri di hadapan kalian semua," demikian sepenggal lirik puisi yang dibawakan oleh Bella, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia menambahkan, “Apapun pekerjaan orang tua kita bukan berarti mereka tidak mampu membuat anaknya meraih gelar sarjana. Apapun profesi mereka PNS, petani, kuli bangunan mereka pasti merasakan perjuangan dalam membiayai kuliah kita.”

"Teman-teman, tanpa mereka kita bukanlah siapa-siapa, kesuksesan dan kebahagiaan ini adalah milik mereka, orang tua kita," demikian pesan yang dibacakan dalam sebait puisi.

Pada kesempatan tersebut, Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr H Warul Walidin AK  MA juga mengingatkan para wisudawan bahwa ridha Allah itu tergantung kepada ridha kedua orang tua. “Maka dari itu sudah sepantasnya kita senantiasa berbakti dan tidak menyakiti mereka,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, rektor mengingatkan para wisudawan bahwa kewajiban berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap Muslim setelah tauhid.

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak," kata rektor mengutip firman Allah dalam surat Al-Isra' ayat 23.

Warul menegaskan, siapapun orang tua, darimana pun asalnya, apapun pekerjaan mereka, betapapun tinggi  atau rendah pendidikan mereka, kaya atau miskin, berbakti dan bersimpuhlah di kaki mereka seraya mengucapkan terima kasih dan doakanlah mereka selalu. Karena tiada keberhasilan tanpa doa dan ridha orang tua.

"Lakukanlah perintah Allah dan Rasul dalam rangka takzim kepada kedua orang tua dan guru. Karena dua takzim ini sangat jelas menjadi kunci keberhasilan kita dalam karir, pekerjaan dan jabatan di masa akan datang," pesan rektor.

Lebih lanjut, rektor mengatakan bahwa prosesi bersimpuh di kaki kedua orang tua merupakan sebuah ritual yang dilakukan oleh UIN Ar-Raniry Banda Aceh begitu selesai menerima ijazah.

"Kita berharap prosesi ini menjadi contoh bagaimana kita menjaga nilai hubungan kita dengan orang tua. Pada wisuda semester ini kita sudah memulai sebuah ritual bagaimana memuliakan orang tua bagi para lulusan UIN Ar-Raniry,"kata Warul.

Wakil Rektor bidang Akademik dan Kelembagaan, Drs H Gunawan Adnan  PhD mengatakan, prosesi salam takzim dan bersimpuh di Kaki orang tua dilakukan usai menerima ijazah yang dilakukan pada UIN Ar-Raniry dalam rangka memberikan pesan edukasi kepada generasi muda bagaimana memuliakan dan berterima kasih kepada kedua orang tua.

“Prosesi bersimpuh di kaki orang tua masing-masing dilakukan wisudawan yang berprestasi usai menerima penghargaan dari rektor di hadapan seluruh para wisudawan, ini sebagai contoh yang dapat diikuti oleh wisudawan lainnya,” ujarnya.

Ditambahkan, prosesi tersebut dibatasi bagi yang bersprestasi saja, karena keterbatasan waktu dan tempat. Hal itu  mengingat upacara wisuda dilakukan dalam masa pandemi Covid-19.  Tentu panitia wajib menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement