Senin 14 Feb 2022 15:18 WIB

Booster Vaksin Covid-19 Disarankan Setiap Lima Tahun Sekali

'Booster' vaksin Covid-19 tidak diperlukan setiap tahun.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
'Booster' vaksin Covid-19 tidak diperlukan setiap tahun.
Foto: PxHere
'Booster' vaksin Covid-19 tidak diperlukan setiap tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan farmasi dan beberapa ahli telah merekomendasikan vaksin tahunan untuk melawan Covid-19. Namun kepala penasihat medis AS, Anthony Fauci, mengatakan bahwa booster vaksin tahunan mungkin tidak diperlukan.

"Itu akan tergantung pada siapa Anda. Jika Anda berusia 30 tahun dan sehat tanpa memiliki penyakit yang mendasari, mungkin Anda memerlukan booster hanya setiap empat atau lima tahun,” kata Fauci seperti dilansir dari Fortune, Senin (14/2/2022).

Baca Juga

Pernyataan Fauci ini sekaligus melawan argumentasi ilmuwan lain yang telah menyarankan booster tahunan karena Covid-19 akan menjadi endemik. Di sinilah kedudukan Fauci dibandingkan dengan pakar kesehatan masyarakat lainnya dan industri farmasi.

Sebelumnya pada November, kepala eksekutif NHS Inggris Amanda Pritchard mengungkap bahwa pihaknya sudah bersiap menyediakan program vaksin booster Covid-19 tahunan jika diperlukan. Mereka juga telah memesan 114 juta dosis vaksin baru dari Pfizer dan Moderna untuk dikirimkan pada tahun 2022 dan 2023.

Demikian pula Jerman telah berencana memberikan vaksin booster keempat kepada orang-orang yang rentan. Kepala asosiasi dokter umum Jerman, Ulrich Weigeldt, mengatakan kepada surat kabar Bild pada bulan Desember bahwa ia mengharapkan booster tahunan seperti halnya vaksin flu.

Perusahaan farmasi juga telah merekomendasikan vaksin tahunan untuk Covid-19. Kepala eksekutif Pfizer, Albert Bourla, secara terang-terangan mengungkap bahwa pihaknya akan membuat vaksin booster tahunan untuk melawan Covid-19.

 

Berbicara di Forum Ekonomi Dunia pada bulan Januari, CEO Moderna Stéphane Bancel juga mengatakan bahwa perusahaannya berencana memproduksi vaksin booster musiman pada musim gugur 2023 untuk melawan Covid-19 serta penyakit pernapasan lainnya seperti flu dan virus pernapasan syncytial ( RSV).

"Tujuan kami adalah untuk dapat memiliki satu booster tahunan sehingga kita tidak lagi menghadapi masalah kepatuhan, di mana orang tidak ingin mendapatkan dua hingga tiga suntikan di musim dingin. Dengan booster kami, setiap orang akan mendapatkan satu dosis booster untuk melawan corona, flu dan RSV," kata Bancel.

Namun di sisi lain muncul juga suara-suara keraguan untuk dosis vaksin booster keempat. Sebuah studi pendahuluan yang diterbitkan oleh Pusat Medis Sheba Israel pada bulan Januari menemukan bahwa dosis keempat tidak cukup baik untuk menangkis Omicron. Namun, vaksin itu bisa meningkatkan antibodi ke tingkat yang lebih tinggi daripada booster ketiga.

“Vaksin yang sangat efektif melawan strain sebelumnya, kurang efektif melawan strain Omicron,” kata profesor Gili Regev-Yochay, seorang peneliti utama dalam studi tersebut.

Temuan dari Israel selaras dengan rekomendasi yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia, yang memperingatkan bahwa mengulangi dosis booster dari vaksin Covid asli bukanlah strategi yang layak untuk melawan varian yang muncul. Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Komposisi Vaksin Covid-19 mengatakan bahwa booster berulang tidak mungkin sesuai atau berkelanjutan.

Regulator obat Eropa juga memperingatkan pada Januari bahwa booster Covid yang berlebihan dapat menyebabkan masalah dengan respons kekebalan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement