REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengungkapkan penerapan Kurikulum Merdeka didukung dengan platform Merdeka Mengajar yang dapat digunakan oleh para guru. Nadiem mengatakan, platform tersebut menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
"Ini adalah platform untuk guru. Harapan kita akan berkembang menjadi suatu platform yang benar-benar dimiliki oleh guru, dari guru untuk guru,” kata Nadiem dalam keterangan tertulis, Senin (14/2/2022).
Dia menerangkan, platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila. Intinya, kata dia, platform Merdeka Mengajar mempunyai tiga fungsi, yaitu membantu guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya.
Menurut Nadiem, dalam mendukung guru mengajar, platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Saat ini tersedia lebih dari 2.000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka.
“Ini akan membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik,” kata Nadiem.
Di samping itu, dia meminta satuan pendidikan dan pendidik yang kesulitan mengakses internet untuk tidak khawatir. Sebab, panduan implementasi Kurikulum Merdeka dan modul-modul pelatihan akan disediakan dalam flash disk bagi mereka.
Fungsi kedua, Nadiem menjelaskan, platform Merdeka Mengajar juga memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun. Guru-guru, kata dia, dapat memperoleh materi pelatihan yang dapat diakses secara mandiri di sana.
"Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan mengaksesnya secara mandiri. Melalui video inspirasi, guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas,” tutur Nadiem.
Platform Merdeka Mengajar juga mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik. "Guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi melalui Bukti Karya Saya,” ujar Nadiem.
Dalam menciptakan ekosistem kolaboratif dan meningkatkan efektivitas pembelajaran, platform tersebut menggunakan content Crowdsourcing. Lewat cara itu, pengembangan konten berbasis kontribusi dapat dilakukan oleh semua pihak.
“Kita ingin platform ini hidup menjadi ekosistemnya sendiri. Makanya komponen terpenting dari platform ini adalah crowdsourcing,” ungkap dia.
Sejalan dengan itu, guru juga dia sebut akan dapat saling belajar dan berbagi melalui Komunitas Belajar Daring yang terdapat di dalam platform Merdeka Mengajar. Nadiem mengatakan, pihaknya ingin yang mengembangkan materi pembelajaran, materi mengajar, materi belajar, dan materi berkarya ialah para guru dan organisasi-organisasi pendidikan.
“Kunci kemajuan pendidikan kita ketika guru-guru mengembangkan dirinya dan saling membantu pengembangan sejawatnya,” imbuh Nadiem.
Lebih lanjut Nadiem meneranglan, platform Merdeka Mengajar juga bertujuan menciptakan iklim kerja yang positif melalui Jejaring Profesi Guru serta Perencanaan dan Kemajuan Karier. Platform itu dapat menjadi wadah bagi guru untuk menampilkan profil, pengalaman, dan keterampilan profesional, serta mengembangkan portofolio dan kompetensinya.
"Platform ini bisa menjadi CV digital. Jadi, ini kesempatan untuk guru untuk membuat publik portofolio,” kata Mendikbudristek.
Kemendikbudristek mengembangkan platform Merdeka Mengajar bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia. Pada peluncuran Merdeka Belajar ke-15, Nadiem menyampaikan apresiasi kepada 21 mitra institusi dan 47 mitra individu yang dengan semangat gotong royong telah turut berkontribusi memperkaya konten perangkat ajar.