Kamis 17 Feb 2022 16:16 WIB

Mungkinkah Bidang Pendidikan Pindah ke Dunia Virtual?

Ilmu pengetahuan itu berkembang mengikuti kebutuhan khususnya bidang teknologi

Dalam setiap peradaban, ilmu pengetahuan itu berkembang mengikuti kebutuhan khususnya bidang teknologi.
Foto: Universitas Nusa Mandiri
Dalam setiap peradaban, ilmu pengetahuan itu berkembang mengikuti kebutuhan khususnya bidang teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ipin Sugiyarto, dosen Universitas Nusa Mandiri

Bidang pendidikan sangat berperan dalam mencetak generasi berkarakter dan bermartabat. Dengan ilmu pengetahuan, setiap generasi memiliki bekal untuk menjawab setiap tantangan dan pandai mengambil peluang. Ilmu pengetahuan akan senantiasa dibutuhkan dalam setiap peradaban.

Baca Juga

Lalu, dalam setiap peradaban, ilmu pengetahuan itu berkembang mengikuti kebutuhan khususnya bidang teknologi. Tak bisa dipungkiri, bidang teknologi terus berkembang dengan begitu pesat.

Semuanya, juga tak terlepas dari kreativitas dan inovasi dari sebuah generasi. Setiap generasi memiliki ciri dan perannya dalam perkembangan teknologi. Namun, bagi mereka yang tak bersedia untuk mengikuti laju cepatnya perkembangan, maka akan tersingkirkan oleh zaman.

Peran teknologi dan pendidikan memang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Teknologi dapat terus berkembang dengan skill dan pengetahuan yang dimiliki oleh suatu generasi. Begitupun bidang pendidikan tidak akan mampu menjadi tonggak utama perkembangan teknologi, jika pendidikan tak mengikuti cepatnya sebuah inovasi.

Namun, peran pendidikan menjadi kunci utama penumbuhan karakter. Jika karakter sebuah generasi tidak cukup baik dalam menyikapi laju perkembangan teknologi, maka kehancuran akan melanda.

Oleh karena itu, dalam pesatnya perkembangan dunia teknologi dibutuhkan pula peran seorang guru ataupun dosen ataupun pembina, pembimbing sampai pada penasihat, untuk terus memberikan dorongan moril dan penanaman karakter berakhlak mulia.

Mengapa demikian, sebab jika berilmu namun tak berakhlak, hasil karya yang tercipta sudah pasti menjerumuskan juga dan merugikan orang lain. Akan tetapi, hanya berakhlak saja, namun terbatas pada ilmu pengetahuan pun, juga tak mampu mengimbangi lajunya perkembangan yang ada. Semua ini, perlu seimbang dengan sempurna.

Saat ini, ramai orang membicarakan tentang metaverse. Metaverse merupakan dunia virtual yang di rekayasa oleh manusia. Sebuah dunia virtual yang dibuat seolah nyata, dengan segala kenyamanan dan keindahan yang mempesona sesuai dengan rekaan yang diinginkan perekayasa.

Dalam dunia virtual ini, manusia-manusia virtual atau disebut avatar memiliki peran utama sesuai dengan si pemiliknya. Avatar-avatar ini yang akan menjadi aktor utama di dunia virtual.

Mereka akan bergerak bebas, sesuai dengan keiinginan si pemilik, menjelajah belahan dunia manapun yang diinginkan. Bergerak bebas menikmati indahnya dunia virtual yang mempesona.

Dikabarkan pula, dunia virtual ini memiliki banyak kemudahan dalam menjelajah berbagai belahan dunia yang tidak mudah terjangkau di dunia nyata. Dunia pendidikan bisa saja tertolong dengan dunia virtual ini, seperti misalnya menjelajahi tempat-tempat bersejarah di berbagai dunia.

Seorang guru dan murid dapat bertemu diwakili oleh avatarnya masing-masing, dimana guru akan menjelaskan dan menceritakan tentang tempat bersejarah yang dituju. Guru menceritakan tentang sejarah suatu tempat yang dituju, dengan dapat langsung merasakan dan melihat secara virtual tempat tersebut.

Guru pun dapat memberikan hikmah terjadinya suatu tempat ataupun makna dari tempat bersejarah tersebut dengan begitu menarik. Trik ini biasanya cukup disukai para pelajar. Sebab, biasanya visualisasi itu akan lebih cepat diterima ketimbang hanya berupa teks book saja. Keindahan tempat-tempat bersejarah itu, dapat dinikmati bukan hanya lagi berupa lukisan, namun dapat dirasakan di dunia virtual.

Begitu pula, saat mempelajari ilmu biologi, ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu geografi sampai dengan PJOK (Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan). Guru akan sangat mudah menyampaikan dan menjelaskan praktik ketimbang teorinya. Semua ini, didukung oleh bidang teknologi yang cukup pesat. Dunia virtual dapat memberi semua kemudahan tersebut.

Praktik-praktik ilmu geografi, mempelajari tentang fenomena gunung api, terjadinya jalur magma, melihat letusan gunung api secara lebih dekat. Hal ini dapat dijelaskan dengan cukup rinci, sebab dapat melihatnya dengan sangat jelas. Mempelajari lapisan kerak bumi dan mengenal beberapa jenis batuan, hingga mengetahui berbagai jenis awan, dapat mudah dipelajari dan dilihat di dunia virtual.

Itulah dunia virtual yang diperkirakan akan membantu dunia pendidikan. Namun, dibalik dampak positif itu, dampak negatif yang akan terasa ialah peran guru dalam pendidikan karakter dan pembiasaan baik.

Di dunia rekayasa ini, tentunya guru akan kesulitan dalam mempelajari karakter dan kebiasaan baik dari setiap muridnya. Tenaga pendidikan, baik itu guru ataupun dosen akan kesulitan dalam hal memberi motivasi dan memberi hypnoterapi terkait dalam pembangunan karakter generasi.

Sebab, tujuan pendidikan bukan hanya suksesnya ilmu pengetahuan dengan menciptakan generasi intelektual, namun juga generasi bermartabat yang memiliki akhlak mulia. Tingginya intelektual sebuah generasi akan bermanfaat bagi kemaslahatan umat, jika diiringi dengan kemuliaan akhlakul karimah pada generasi tersebut. Maka, berjayalah suatu negeri.

Di Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang telah menerapkan kuliah secara daring selama pandemi ini, akan terus mendukung perkembangan teknologi.

Namun, peran dosen dalam pembangunan karakter juga bisa terus dilaksanakan saat menyampaikan teori-teori ilmiah. Ini menjadi tantangan, tentunya bagi kami para pendidik. Akan tetapi kami tidak akan pernah menyerah untuk terus membangun kejayaan di negeri ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement