Rabu 23 Feb 2022 21:44 WIB

China Bantah Roketnya akan Menabrak Bulan

China mengatakan roket yang diramalkan menabrak Bulan telah jatuh ke atmosfer Bumi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
ilustrasi Bulan.
Foto: dok. Republika
ilustrasi Bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING --  Sebuah puing antariksa yang diduga merupakan bekas roket diprediksi akan menabrak bulan pada 4 Maret. China mengklaim bahwa sepotong puing luar angkasa yang  berada di jalur untuk menabrak Bulan bukan milik negaranya.

Tanggapan China ini menanggapi pendapat para astronom yang melacak objek tersebut. Sebab, sebagian besar bukti menunjukkan bahwa objek itu adalah sisa roket China.

Baca Juga

Dilansir dari The Verge, Rabu (23/2/2022), objek luar angkasa ini telah menerima cukup banyak perhatian selama beberapa pekan terakhir, sejak astronom dan pelacak luar angkasa bernama Bill Gray pertama kali meramalkan bahwa objek ini akan menabrak Bulan pada 4 Maret setelah bertahun-tahun mengorbit Bumi.

Awalnya, Gray mengira benda itu adalah potongan sisa roket SpaceX Falcon 9 yang meluncurkan satelit untuk National Oceanic and Atmospheric Administration pada 2015. Namun setelah beberapa analisis lanjutan, Gray mengatakan bahwa objek ini salah dan puing-puing itu sebenarnya adalah tahap roket tua yang tersisa dari misi China Chang'e 5-T1 dari 2014. Misi ini menguji teknologi yang diperlukan untuk membawa sampel kembali dari Bulan.

Kesimpulan Gray bahwa objek tersebut adalah roket China telah didukung oleh analisis dari Jet Propulsion Laboratory NASA dan oleh tim University of Arizona. Namun, China sekarang secara resmi memperdebatkan klaim para astronom Amerika.

“Menurut pemantauan China, bagian atas roket misi Chang'e-5 telah jatuh melalui atmosfer bumi dengan aman dan terbakar habis,” kata Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, saat konferensi pers pada Senin (21/2/2022). Pernyataan itu pertama kali dilaporkan oleh Space News.

Wang mengatakan roket dari misi Chang’e-5 terbakar di atmosfer Bumi, menurut transkrip konferensi. Tetapi Gray dan yang lainnya mengklaim bahwa roket itu berasal dari misi Chang'e 5-T1, yang merupakan penerbangan terpisah sama sekali.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement