REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi SARS-CoV-2 varian omicron menyumbang 99,9 persen dari kasus baru Covid-19. Hal itu memunculkan pertanyaan, apalah omicron bisa membawa populasi lebih dekat terhadap kekebalan kelompok (herd immunity)?
Menurut para ahli, varian yang sangat menular atau varian lainnya tidak mungkin akan menciptakan kekebalan kelompok. Mengapa begitu?
"Kekebalan kelompok adalah konsep yang sulit dipahami dan tidak berlaku untuk virus corona,” kata dr Don Milton dari University of Maryland School of Public Health, seperti dilansir Fox News, Kamis (24/2/2022).
Kekebalan kelompok tercipta ketika cukup banyak populasi yang kebal terhadap virus sehingga sulit bagi kuman untuk menyebar terhadap mereka yang tidak dilindungi oleh vaksinasi atau infeksi sebelumnya. Misalnya, kekebalan kelompok terhadap campak membutuhkan sekitar 95 persen komunitas untuk menjadi kebal.
Harapan awal kekebalan kelompok terhadap SARS-CoV-2 memudar karena beberapa alasan. Salah satunya adalah antibodi yang dikembangkan dari vaksin atau dari infeksi sebelumnya berkurang seiring waktu.
Walaupun vaksin menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah, berkurangnya antibodi berarti membuat orang masih mungkin untuk terinfeksi. Insiden kasus terobosan juga dapat terjadi bagi mereka yang telah mendapatkan dosis penguat (booster).