REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Bosowa School mengadakan sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar, Jumat (25/2). Kegiatan yang digelar secara online itu diikuti tenaga kependidikan Jaringan Bosowa School, yakni Bosowa School Makassar (BSM), Sekolah Alam Bosowa (SAB) Makassar, Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor, dan Bosowa Al-Azhar Cilegon (BAC).
Vice President (VP) Academic Development Bosowa School Eko Ariyanto mengatakan, sosialisasi itu dilaksanakan sehubungan dengan digulirkannya Kurikulum Merdeka Belajar oleh Kemendikbudristek, dan sejalan dengan Kurikilum A Dynamic Integrated School yang dilaksanakan oleh Bosowa School. “Sosialisasi ini kami adakan untuk penguatan terkait regulasi, legalitas dan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar,” kata Eko Ariyanto saat membuka acara sosialisasi, Jumat (25/2/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Bosowa School mengundang Dr Susanti Sufyandi MA sebagai narasumber. Ia adalah kepala Bidang Pembelajaran, Pusatk Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbud 2018-2020, dan analis Kebijakan Ahli Madya dan Koordinator Substansi Pembelajaran, Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Kemendikbud, 2020-2021. Saat ini ia menjadi dosen Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat (Unlam).
Susanti menjelaskan, dalam rangka pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih. “Sekolah bebas memilih untuk menerapkan Kurikulum 2013 secara penuh; atau yang kedua, Kurikulum Darurat, yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan; atau pilihan ketiga, yakni Kurikulum Merdeka,” kata Susanti.
Ia menyebutkan beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka. Yakni, lebih sederhana dan mendalam; lebih merdeka; serta lebih relevan dan interaktif. “Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing,” ujarnya.