REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Produsen mobil terbesar di dunia, Toyota telah menutup produksi di 14 pabriknya di Jepang. Menurut Reuters dan Associated Press (AP), tindakan tersebut dilakukan setelah Toyota melaporkan adanya serangan siber.
Perusahaan mengatakan penghentian produksi dilakukan akibat kegagalan sistem pemasok. Salah satu pemasok Toyota Kojima Industries Corp mengatakan pihaknya mengalami serangan siber.
Kojima menyediakan AC, komponen roda kemudi, dan suku cadang kendaraan interior serta eksterior lainnya untuk Toyota walaupun perusahaan tidak mengatakan durasi penghentian produksinya. Media Nikkei melaporkan akan ada penghentian produksi sekitar 13 ribu kendaraan yang setara hampir lima persen dari output perusahaan per bulan di Jepang.
Toyota terhubung dengan banyak pemasoknya melalui sistem kontrol produksi yang mereka sebut sebagai tepat waktu. Menurut Nikkei, Toyota harus mematikan sistemnya sendiri untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Dikutip ZDNet, Selasa (1/3/2022), Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan polisi sedang menyelidiki insiden tersebut. Kishida menambahkan terlalu dini bagi siapa pun untuk mengaitkan serangan siber dengan keputusan Jepang yang mengirim bantuan senilai 100 juta dolar Amerika ke Ukraina dan memberi sanksi kepada pejabat Rusia.
Reuters mencatat serangan siber juga berdampak pada pembuat mobil yang berafiliasi seperti Hino Motors dan Daihatsu Motor. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan kepada The New York Times bahwa serangan itu pertama kali diketahui pada Sabtu (26/2). Sampai Senin (28/2/2022) sore, situs web Kojima masih tidak bisa diakses.