REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toyota Motor Corp mengatakan akan menangguhkan operasi pabrik domestik yaitu di Jepang pada Selasa (1/3/2022). Hal ini menyebabkan perusahaan kehilangan sekitar 13 ribu produksi mobil, setelah pemasok suku cadang plastik dan komponen elektronik diduga terkena serangan siber.
Tidak ada informasi segera tersedia tentang siapa yang berada di balik kemungkinan serangan atau motifnya. Serangan itu terjadi tepat setelah Jepang bergabung dengan sekutu Barat dalam menekan Rusia setelah menginvasi Ukraina, meskipun tidak jelas apakah serangan itu terkait sama sekali.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dikutip dari Reuters, mengatakan pemerintahnya akan menyelidiki insiden tersebut dan apakah Rusia terlibat.
"Sulit untuk mengatakan apakah ini ada hubungannya dengan Rusia sebelum melakukan pemeriksaan menyeluruh," kata Kishida.
Kishida pada hari Ahad (27/2/2022) mengumumkan bahwa Jepang akan bergabung dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain dalam memblokir beberapa bank Rusia untuk mengakses sistem pembayaran internasional SWIFT. Dia juga mengatakan Jepang akan memberikan Ukraina 100 juta dolar AS dalam bentuk bantuan darurat.
Seorang juru bicara pemasok, Kojima Industries Corp, mengatakan tampaknya telah menjadi korban dari beberapa jenis serangan cyber. Seorang juru bicara dari Toyota menggambarkannya sebagai "kegagalan sistem pemasok".
Perusahaan belum tahu apakah penghentian di 14 pabriknya di Jepang, yang menyumbang sekitar sepertiga dari produksi globalnya, akan berlangsung lebih dari satu hari. Beberapa pabrik yang dioperasikan oleh afiliasi Toyota Hino Motors dan Daihatsu termasuk dalam penutupan. Toyota, yang pernah mengalami serangan dunia maya di masa lalu, adalah pelopor manufaktur Just-In-Time dengan suku cadang yang datang dari pemasok langsung ke jalur produksi.
Sebelumnya, serangan siber terhadap perusahaan Jepang di masa lalu juga pernah terjadi, termasuk serangan terhadap Sony Corp pada tahun 2014, yang mengekspos data internal dan mematikan sistem komputer. Amerika Serikat menyalahkan Korea Utara atas serangan itu, yang terjadi setelah Sony merilis "The Interview", sebuah komedi tentang rencana untuk membunuh pemimpin rezim Kim Jong Un.
Penghentian produksi Toyota terjadi karena pembuat mobil terbesar di dunia itu sudah menangani gangguan rantai pasokan di seluruh dunia yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, yang telah memaksanya dan pembuat mobil lain untuk mengekang produksi. Toyota bulan ini juga melihat beberapa produksi dihentikan di Amerika Utara karena kekurangan suku cadang yang disebabkan oleh protes pengemudi truk Kanada.