REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hacker Anonymous menyatakan perang dunia maya melawan pemerintah Rusia dan Presiden Vladimir Putin. Setelah Rusia memulai invasinya ke Ukraina, seorang pengguna Twitter dengan nama Anonymous yang menjangkau 7,4 juta pengikut, mendorong peretas dari seluruh dunia untuk mulai menargetkan Rusia.
Mereka juga mengungkapkan anggota kelompok peretasan terkenal akan bergabung untuk mengambil tindakan kolektif terhadap Rusia. Menurut laporan CNBC, akun tersebut menerbitkan serangkaian postingan di mana ia mengklaim bertanggung jawab untuk menonaktifkan berbagai situs Rusia termasuk milik raksasa minyak Rusia Gazprom, kantor berita Rusia yang dikendalikan negara RT, dan berbagai lembaga pemerintah termasuk situs resmi Kremlin.
Sementara postingan lain menyusul yang mengambil kredit untuk mengganggu penyedia jasa internet (ISP) Rusia, membocorkan data dan email dari produsen senjata Belarusia Tetraedr, dan mematikan pasokan gas yang disediakan oleh operator seluler Rusia Tvingo Telecom.
Anonymous berperang
Dikutip Techradar, Rabu (2/3/2022), akun Twitter Anonymous memaparkan rencana grupnya mengenai Rusia dalam sebuah tweet belum lama ini.
“Anonymous memiliki operasi berkelanjutan untuk menjaga situs web pemerintah Rusia tetap offline dan untuk mendorong informasi kepada warga Rusia sehingga mereka dapat bebas dari mesin sensor negara Putin. Kami juga memiliki operasi berkelanjutan untuk menjaga agar warga Ukraina tetap online sebaik mungkin,” kata dia.
Downdetector menunjukkan banyak situs web yang diklaim Anonymous telah diganggu menjadi offline. Kantor berita Rusia RT mengonfirmasi dalam sebuah artikel bahwa situs webnya serta situs Kremlin menjadi offline.
Akun Twitter tidak resmi mengatakan pada pekan lalu bahwa Anonymous tidak berperang dengan Rusia secara keseluruhan. Kelompok itu kemungkinan akan terus mengganggu infrastruktur daring pemerintah Rusia dan bisnis negara itu sampai gencatan senjata diumumkan.