REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala yang dimunculkan akibat Covid-19 cukup beragam. Selain gejala yang umum, Covid-19 juga dapat memunculkan gejala tak biasa. Salah satunya adalah Covid tongue atau lidah Covid-19.
Covid tongue dapat dikenali melalui tanda-tanda khasnya. Pada Covid tongue, kondisi di permukaan lidah tampak berwarna putih, patchy atau pecah-pecah, dan bengkak. Di sebagian kasus, Covid tongue muncul dengan sariawan di lidah. Bengkak pada Covid tongue dapat membuat pasien merasakan nyeri atau sakit saat makan.
Per Januari 2021, Tim Spector dari ZOE COVID Study mengungkapkan bahwa keluhan Covid tongue dan sariawan aneh di mulut mulai banyak ditemukan. Spector menganjurkan agar orang-orang yang mengalami kondisi ini segera menjalani isolasi mandiri di rumah sampai terbukti negatif dari Covid-19.
Menurut para ahli, kejadian Covid tongue mungkin dipengaruhi oleh oral thrush atau infeksi pada mulut yang disebabkan oleh menumpuknya jamur Candida albicans. Pada Covid tongue, oral thrush bisa disebabkan oleh virus corona atau obat-obat yang digunakan dalam perawatan pasien Covid-19.
Sedangkan bengkak pada Covid tongue, lanjut para ahli, bisa jadi disebabkan oleh reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). Reseptor ini merupakan protein yang dimanfaatkan oleh virus corona untuk masuk ke dalam tubuh.
Alasan lain yang mungkin menyebabkan Covid tongue adalah mulut kering. Covid-19 bisa membuat kelenjar ludah memproduksi lebih sedikit ludah sehingga mulut menjadi kering. Mulut yang kering akan memicu beberapa masalah mulut.
Sejauh ini, Covid tongue masih cukup jarang diperbincangkan. Menurut para ahli, ada dua alasan yang membuat Covid tongue tak mendapatkan banyak perhatian.
Salah satunya adalah kondisi pandemi yang mengharuskan adanya jaga jarak fisik dan penggunaan masker. Kedua hal ini membuat dokter atau lawan bicara tidak bisa melihat dan mengenali adanya kondisi Covid tongue pada penderita.
"Pasien biasanya menggunakan masker dan saya tidak meminta mereka untuk melepasnya," ujar ahli penyakit menular dari Northwest Ohio, Medical University, dr Richard Watkins MD, seperti dilansir di Times of India, baru-baru ini.
Kepala departemen penyakit menular dari University of Buffalo, Profesor Thomas Russo MD, mengatakan banyak dokter lebih berfokus pada gejala-gejala Covid-19 yang berkaitan dengan jantung, paru-paru, dan pencernaan. Dokter cenderung jarang memeriksa mulut pasien Covid-19 untuk menghindari risiko penularan.
"Ini mungkin terlewatkan pada banyak individu," kata Profesor Russo.