Rabu 02 Mar 2022 22:54 WIB

Riset Ungkap Kualitas Udara Terbaik di Jabodetabek Ternyata Ada pada Siang Hari

Kualitas udara semakin membaik ketika terjadi hujan besar disertai angin kencang.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Suasana Kota Jakarta dengan latar belakang Gunung Salak terlihat di Jakarta pada suatu hari di bulan Januari 2022. Kualitas udara di Jakarta dan Jabodetabek umumnya membaik di siang hari.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Suasana Kota Jakarta dengan latar belakang Gunung Salak terlihat di Jakarta pada suatu hari di bulan Januari 2022. Kualitas udara di Jakarta dan Jabodetabek umumnya membaik di siang hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di area hijau yang banyak tumbuh pepohonan ternyata tidak selalu bersih atau bebas dari polusi udara, khususnya yang disebabkan oleh polutan berukuran sangat kecil (PM2.5). Kesimpulan tersebut terungkap dalam hasil riset Nafas, startup penyedia aplikasi pengukur kualitas udara, sepanjang Januari-Desember 2021.

Nafas memasang  tiga sensor pengukur kualitas udara di tiga lokasi, yakni Bumi Serpong Damai (BSD), Cibinong dan Sentul City. Ketiga daerah di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang (Jabodetabek) tersebut merupakan area yang dikelilingi oleh daerah hijau. 

Baca Juga

Namun data Nafas menunjukkan, indeks kualitas udara (AQI) di ketiga wilayah tersebut cukup tinggi di atas 100. Angka AQI di atas 100 menunjukkan kualitas udara relatif tidak sehat bagi kelompok usia tertentu. 

“Itu menunjukkan ketiga daerah tersebut tidak bebas dari polusi,” kata Co-founder & Chief Growth Officer Nafas, Piotr Jakubowski dalam Media Briefing bertajuk “Nafas Air Quality Report 2021” yang diselenggarakan Nafas, Bicara Udara dan Katadata Insight Center, Rabu (2/3/2022).