Ahad 06 Mar 2022 06:20 WIB

Studi Baru: Latihan Beban di Usia 30-60 Tahun Cegah Risiko Kematian Dini

Latihan beban cegah risiko kematian dini hingga 20 persen lebih rendah.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Latihan beban cegah risiko kematian dini hingga 20 persen lebih rendah.
Foto: musqle.com
Latihan beban cegah risiko kematian dini hingga 20 persen lebih rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Latihan beban atau penguatan diketahui paling bermanfaat bagi kesehatan otot dan kerangka tubuh. Akan tetapi rupanya itu dapat memiliki dua manfaat besar lainnya yaitu membantu mencegah penyakit dan menambah usia harapan hidup lebih lama.

Hal itu diungkap penelitian baru yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine. Dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan aktivitas penguatan otot, mereka yang melakukan 30 hingga 60 menit resistensi, kekuatan, atau latihan beban setiap pekan memiliki risiko kematian dini 10 persen hingga 20 persen lebih rendah dari semua penyebab.

Baca Juga

Penyebab itu seperti terkena penyakit jantung, diabetes atau kanker. Jenis latihan ini dirancang untuk meningkatkan kebugaran otot dengan melatih otot melawan resistensi eksternal, menurut American College of Sports Medicine.

Menggabungkan 30 hingga 60 menit latihan penguatan dengan jumlah aktivitas aerobik apa pun meningkatkan manfaat dan menghasilkan risiko kematian dini 40 persen lebih rendah, insiden penyakit jantung 46 persen lebih rendah, dan kemungkinan kematian akibat kanker 28 persen lebih rendah. Penelitian ini juga yang pertama untuk menguji hubungan jangka panjang antara aktivitas penguatan otot dan risiko diabetes, kata para penulis.

“Banyak penelitian sebelumnya menunjukkan pengaruh yang menguntungkan dari latihan penguatan otot pada penyakit tidak menular dan risiko kematian dini,” kata penulis pertama studi tersebut Haruki Momma, dosen di departemen kedokteran dan sains dalam olahraga Tohoku University di Jepang kepada CNN, seperti dilansir dari laman Pittsburgh Cbslocal, Ahad (6/3/2022).

Penelitian direncanakan untuk mengintegrasikan temuan sebelumnya. Penelitian baru ini merupakan analisis dari 16 penelitian sebelumnya, yang berjumlah kumpulan data dari hampir 480.000 peserta penelitian. Mereka berusia antara 18 dan 98 tahun, dan sebagian besar berbasis di Amerika Serikat. Peserta melaporkan sendiri keterlibatan mereka dalam aktivitas penguatan otot atau menjawab pertanyaan selama wawancara.

“Metode penelitiannya bagus dan temuannya penting, tetapi tidak mengejutkan bagi saya,” kata Dr William Roberts, seorang profesor di departemen kedokteran keluarga dan kesehatan masyarakat di University of Minnesota, melalui email. 

Dia tidak terlibat dalam penelitian. Namun mengatakan waktu 30 hingga menit per pekan memang dianggap sebagai jumlah yang dapat dilakukan bagi kebanyakan orang. Dia juga melakukan latihan kekuatan lima hingga 15 menit setiap pagi.

“Temuan ini adalah berita bagus untuk orang-orang yang aktif dan informasi yang lebih besar bagi mereka yang tidak aktif karena mereka dapat meningkatkan kesehatan mereka dengan investasi waktu yang kecil," kata Roberts, yang merupakan mantan presiden dan rekan saat ini dari American College of Sports Medicine.

Namun menjadi catatan penting, bagi yanh mengalami rasa sakit saat berolahraga, segera hentikan. Periksa segera ke dokter sebelum memulai program latihan baru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement