REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga aerobik sering direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas tidur. Namun sebuah studi mengungkap bentuk latihan yang lebih efektif. Latihan ketahanan alias latihan resistensi disebut punya efek yang lebih baik dibandingkan latihan aerobik.
Latihan resistensi adalah latihan yang meningkatan kekuatan otot dengan cara melakukan pergerakan melawan gaya yang berasal dari tubuh sendiri.
Hasil penelitian telah dipresentasikan pada Konferensi Kesehatan Epidemiologi, Pencegahan, Gaya Hidup, dan Kardiometabolik American Heart Association 2022. Penulis studi, Angelique Brellenthin, menyebutkan keunggulan penelitian yang dia gagas bersama timnya.
"Studi kami adalah salah satu uji coba olahraga terbesar dan terlama pada populasi orang dewasa untuk secara langsung membandingkan efek dari berbagai jenis olahraga pada beberapa parameter tidur," kata Brellenthin, dikutip dari laman Study Finds.
Asisten profesor kinesiologi di Iowa State University di Ames, Iowa, Amerika Serikat, itu menjelaskan prosedur studi. Untuk mempelajari hubungan antara berbagai bentuk olahraga dan kualitas tidur, peneliti mengumpulkan 386 orang dewasa yang obesitas atau kelebihan bobot.
Mereka memiliki indeks massa tubuh 25-40 kg/m². Semua peserta memiliki gaya hidup tidak aktif dan punya tekanan darah tinggi. Rata-rata rentang tekanan darahnya antara 120-139 mm Hg sistolik (angka atas) dan 80-89 mm Hg diastolik (angka bawah).
Semua subjek penelitian dipisahkan secara acak ke dalam berbagai kelompok eksperimen. Satu kelompok bertindak sebagai kohort kontrol (tidak berolahraga), serta tiga kelompok lain (hanya aerobik, hanya resistensi, atau campuran latihan aerobik dan resistensi).
Semua kelompok melakukan rutinitas yang ditentukan selama setahun penuh. Pada ketiga kelompok latihan, peserta terlibat dalam sesi satu jam yang diawasi tiga kali sepekan. Kelompok kombinasi menghabiskan 30 menit untuk kardio dan sisanya latihan resistensi.
Kelompok latihan resistensi melakukan 12 jenis olah gerak, seperti chest press, lat pulldown, leg curl, leg extension, biceps curl, triceps pushdown, shoulder press, abdominal crunch, lower back extension, leg press, dan lainnya.
Sebelum dan setelah 12 bulan periode latihan, peserta mengisi survei yang dirancang untuk mengukur kualitas tidur. Mereka mendapat pertanyaan tentang durasi tidur, efisiensi tidur, dan berbagai macam gangguan tidur yang mungkin dialami.
Pada awal penelitian, sebanyak 35 persen peserta kurang tidur dan sebanyak 42 persen subjek gagal mencapai target tujuh jam tidur setiap malam. Di akhir penelitian, durasi tidur tiap kelompok rata-rata meningkat, dengan jumlah terbanyak di kelompok latihan resistensi.
Kelompok yang melakukan latihan resistensi tidur 40 menit lebih banyak. Kelompok latihan kombinasi mengalami peningkatan 17 menit, kelompok aerobik menunjukkan peningkatan 23 menit, sementara kelompok kontrol sukses tidur 15 menit lebih lama.
Mengenai efisiensi tidur, hanya kelompok latihan resistensi dan kombinasi yang mengalami peningkatan, sementara dua lainnya tidak. Kualitas tidur meningkat di keempat kelompok, bahkan mereka yang tidak berolahraga sama sekali.
Meskipun latihan aerobik dan ketahanan sama-sama penting untuk kesehatan secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan ketahanan mungkin lebih unggul. Khususnya, dalam hal memiliki waktu dan kuitas tidur yang lebih baik di malam hari.
"Latihan ketahanan secara signifikan meningkatkan durasi tidur dan efisiensi tidur, yang merupakan indikator penting kualitas tidur yang mencerminkan seberapa baik seseorang tidur sepanjang malam," ujar Brellenthin.