Senin 07 Mar 2022 17:33 WIB

Unpad Garap Riset Pantau Kesehatan Mental Nelayan Jabar

Memantau kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik

Rep: hartifiany praisa/ Red: Hiru Muhammad
Nelayan di Desa Legok Jawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, memaksa pergi melaut menerjang ombak, Jumat (13/9). Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyaksikan langsung masalah yang dihadapi para nelayan di tempat itu.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Nelayan di Desa Legok Jawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, memaksa pergi melaut menerjang ombak, Jumat (13/9). Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyaksikan langsung masalah yang dihadapi para nelayan di tempat itu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Universitas Padjadjaran (Unpad) melalui kolaborasi antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan Fakultas Psikologi menggarap aplikasi kesehatan mental nelayan. Aplikasi berbasis android yang dikembangkan berdasarkan riset bernama Sehat Untuk Nelayan Indonesia (TUNA) ini berguna untuk memantau kesehatan mental bagi nelayan. 

Salah satu penggagas aplikasi, Alexander M A Khan dan tim memaparkan konsep dari aplikasi TUNA ini. Dia menyebut kesehatan mental terkadang masih diabaikan oleh nelayan. Padahal kesehatan mental merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan selain kesehatan fisik tentunya. Tim riset pengembang aplikasi TUNA dari UNPAD terdiri dari Prof Zuzy Anna dan Ajeng Wulandari dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Aulia Iskandsyah dan Arina Shabrina dari Fakultas Psikologi.

Baca Juga

"Biasanya permasalahan yang mempengaruhi kehidupan nelayan, diantaranya adalah, harga dan ketersediaan BBM untuk melaut, kualitas ikan hasil tangkapan menurun, fluktuasi harga hasil tangkapan, kondisi cuaca yang kurang bersahabat sehingga dapat menimbulkan kecemasan, stres ataupun depresi yang dirasakan oleh nelayan," kata Alex Ahad (6/3/2022). 

Aplikasi TUNA Unpad dapat diunduh melalui layanan penyedia aplikasi Google Playstore. Para nelayan secara mandiri diharapkan memasukkan informasi kondisi kesehatan mereka dari kuesioner yang tersedia di aplikasi kemudian hasil kuesioner tersebut akan memperlihatkan bagaimana kondisi mental dari nelayan secara cepat berdasarkan metode skala Depression Anxiety Stress Scales (DASS) . 

"Kita menggunakan bubble chat untuk memudahkan nelayan memahami tentang kesehatan mental. Pada akhirnya setelah mengisi kusioner, nelayan akan mengetahui tingkat kesehatan mental mereka secara mandiri menggunakan gawai pribadi," kata Alex.

Dalam mendukung layanan pada nelayan, aplikasi TUNA saat ini sudah ditambah berbagai materi ringan, diantaranya adalah fitur mengenai pengenalan mengenai nelayan, konservasi alam, dan pengelolaan keuangan keluarga. 

Menariknya, berbeda dengan pengembangan aplikasi lainnya, aplikasi TUNA dikembangkan secara dua arah, dimana pada saat tahap pengembangan aplikasi, tim riset meminta masukan langsung pada nelayan di daerah Pelabuhan Ratu dan Pangandaran sebagai pilot project site. Sehingga nelayan tidak hanya mendapatkan hasil jadi dari aplikasi tapi nelayan secara langsung juga turut terlibat mengembangkan aplikasi tersebut.

"Pertama-tama tim riset mendatangi dan berdiskusi dengan nelayan secara langsung untuk mendapat masukan mengenai faktor pemicu stres, kecemasan dan depresi di setiap lokasi. Kemudian tim riset mendapatkan informasi mengenai kondisi yang umum terjadi sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengembangan aplikasi TUNA. Beberapa masukkan yang diberikan oleh nelayan, diantaranya, berkaitan dengan pekerjaan sebagai nelayan ataupun keluarga. Dari sana kita bahkan dapat masukan fitur dalam aplikasi, seperti mengatur keuangan keluarga," kata Alex.

Tim pengembangan aplikasi TUNA pun turun langsung menghampiri nelayan untuk menjelaskan cara penggunaan aplikasi di lokasi pilot research site. Alex pun dapat memastikan bahwa aplikasi kesehatan mental TUNA yang dikhususkan untuk nelayan, menjadi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia sampai dengan saat ini. 

Data dari informasi dari nelayan dipastikan keamanannya karena penympinan data dari aplikasi menggunakan layanan penyimpanan data dari server Unpad. Sehingga jika melakukan penelitian lebih lanjut, data tersebut bisa dipakai, tentunya secara anonim dan mengikuti persyaratan dalam kaidah penelitian yang ditetapkan oleh UNPAD. 

Ke depan, Alex berharap aplikasi ini bisa dikembangkan sebagai media untuk berbagi informasi baik tentang kondisi oseanografi maupun kondisi sosial ekonomi oleh sesama nelayan. Apalagi antuasiasme nelayan untuk aplikasi ini sangat besar dengan masukan yang telah mereka berikan. Selanjutnya, Alex menyampaikan bahwa aplikasi TUNA Unpad juga telah mendapatkan perlindungan hak cipta dari Kementerian Hukum dan HAM RI sejak medio awal tahun 2022.

"Ke depan tentu tim pengembang aplikasi bisa mengembangkan aplikasi agar menjadi salah satu platform citizen science, dimana nelayan secara langsung dapat memasukan informasi yang berkaitan dengan kondisi perikanan di suatu lokasi untuk dibagikan pada nelayan di lokasi lainnya, seperti diantaranya harga ikan, kondisi hasil tangkapan ikan, kondisi cuaca dan lainnya," kata Alex.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement