REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang mulai bersiap untuk hidup berdampingan dengan Covid-19. Dengan strategi yang baru, ancaman Covid-19 di negara tersebut diharapkan bisa berubah dari pandemi menjadi endemi dan masyarakat bisa kembali beraktivitas tanpa gangguan.
"Seiring dengan beralihnya kita ke kehidupan yang dikendalikan Covid-19, sangat penting untuk menilai perubahan secara real time mengenai virus dan dampaknya terhadap komunitas karena kita tahu betapa tak bisa ditebaknya virus ini," ujar ahli penyakit dalam dari Martin Luther King Jr Outpatient Center Dr Atul Nakhasi, seperti dilansir ABC News, Selasa (8/3/2022).
Ketika ancaman Covid-19 berubah menjadi endemi, hal itu berarti virus akan tetap menyebar di tengah populasi. Akan tetapi, penyebaran virus terjadi dalam tingkat yang rendah dan musiman.
Ada lima tanda yang dapat menunjukkan kapan pandemi Covid-19 sudah berubah menjadi sebuah endemi. Berikut ini adalah kelima tanda atau indikator tersebut.
Jumlah Kasus Rendah
Salah satu indikator yang dapat menunjukkan bahwa Covid-19 telah menjadi endemi adalah jumlah kasus yang rendah. Berdasarkan sistem peringatan yang dirancang di Los Angeles County, Covid-19 dinilai memiliki tingkat risiko rendah bila penambahan kasus baru memiliki angka di bawah 200 per 100.000 orang.
Untuk mencapai hal ini, vaksinasi memainkan peran yang penting. Selain vaksinasi, riwayat infeksi alami juga dapat membentuk imunitas terhadap virus corona.
Tingkat Perawatan di Rumah Sakit Stabil
Bukan hanya jumlah kasus yang penting untuk dipantau, tetapi juga tingkat perawatan di rumah sakit terkait Covid-19. Tingkat perawatan di rumah sakit yang menurun dan tetap stabil merupakan indikator bahwa Covid-19 telah berubah menjadi endemi.
Tingkat perawatan di rumah sakit menjadi indikator penting karena meski jumlah kasus rendah, peningkatan kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit mengindikasikan bahwa virus telah bermutasi. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa risiko infeksi bisa meningkat dengan cepat.
"Kapasitas rumah sakit akan terus merefleksikan tingkat risiko di masyarakat dan membantu memandu pengambilan keputusan dalam upaya mitigasi," jelas Chief Innovation Officer di Boston Children's Hospital John Brownstein PhD.
Tingkat Kematian Rendah
Ahli epidemiologi dari Emory University Jodie Guest mengatakan indikator penting lain dari endemi adalah tingkat kematian yang rendah. Menurut Guest, Covid-19 bisa dikatakan telah memasuki fase endemi bila tingkat kematiannya dalam skala nasional berada di bawah 100 kasus.
Keberadaan Virus di Sampel Air Limbah Menurun
Pemeriksaan sampel air limbah bisa memberikan banyak gambaran mengenai penyakit yang mungkin beredar di suatu masyarakat. Kasus Covid-19 bisa dikatakan menurun bila terjadi penurunan kadar virus yang signifikan di air limbah. Beberapa waktu lalu misalnya, National Wastewater Surveillance System dari CDC menemukan adanya penurunan kadar virus pada 70 persen fasilitas air limbah.
Sampel air limbah menjadi penting karena orang-orang umumnya mengeluarkan virus ketika berada di fase awal infeksi. Oleh karena itu, tingkat peningkatan infeksi bisa diidentifikasi melalui sampel-sampel air limbah.
Klaster Wabah Menurun
Covid-19 dikenal sebagai penyakit yang mudah menular, terlebih ketika varian Omicron muncul. Kemunculan klaster-klaster wabah Covid-19 di sekolah hingga tempat kerja dapat menunjukkan kemungkinan adanya peningkatan kasus kembali.
Upaya Mencapai Endemi Covid-19
Salah satu upaya terpenting dalam mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi adalah vaksinasi yang meluas. Pemberian booster juga sangat direkomendasikan untuk semakin meningkatkan perlindungan.
Hal yang tak kalah penting adalah tidak mengendurkan kewaspadaan ketika kasus Covid-19 tampak mengalami penurunan. Saat kasus Covid-19 menurun, berbagai protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan menjaga kebersihan tangan masih perlu dilakukan.
"Kita berada di fase endemi ketika kasus, perawatan di rumah sakit, dan kematian mencapai kondisi yang stabil. Akan tetapi perlu diingat bahwa 'endemi' tidak sama dengan 'tidak berbahaya'," ujar dekan dari School of Public Health di Brown University Dr Megan Ranney.