REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang desainer Rusia, Valentin Yudashkin, yang telah tampil di Paris Fashion Week sejak 2016, dikeluarkan dari kalender tahun ini. Hal ini dikonfirmasi oleh Fédération de la Haute Couture et de la Mode pada Ahad lalu.
“Kami memiliki sikap tegas terhadap inisiatif yang diambil oleh Presiden Rusia. Kami tidak menentang (rakyat) Rusia, tetapi kami tidak akan mendukung atau menerima dalam kalender kami mereka yang mendukung posisinya,” ungkap presiden Fédération Ralph Toledano.
“Tim kami melakukan penelitian mendalam (sejak serangan di Ukraina dimulai), untuk melihat apakah dia menjauhkan diri dan apa posisinya di wilayah Rusia,” lanjut Toledano dilansir dari People, Rabu (9/3/2022).
“Menjadi jelas bahwa dia adalah afiliasi dari rezim. Karena itu, saya menganggap dia tidak memiliki tempat di kalender,” ucap dia lagi. Toledano mencatat bahwa fakta Yudashkin yang merancang seragam untuk militer Rusia adalah salah satu di antara banyak alasan keputusan tersebut.
Ketika ditanya apakah desainer Rusia lainnya juga menghadapi kesulitan serupa, ia menjawab bahwa semua orang Rusia tidak bisa disalahkan atas tindakan Presiden Rusia.
“Sampai sekarang, satu-satunya kriteria yang kami pertimbangkan adalah kreativitas dan minat artistik dari para kandidat ini,” papar dia.
People telah menghubungi label fesyen Yudashkin untuk meminta tanggapan, namun tidak direspon. Meski acara Yudashkin dicoret dari kalender Paris Fashion Week, acara itu tetap berlangsung secara virtual.
Untuk diketahui, serangan Rusia ke Ukraina berlanjut setelah pasukan mereka melancarkan invasi besar-besaran pada 24 Februari 2022. Itu merupakan konflik darat besar pertama di Eropa dalam beberapa dekade ke belakang.
Rincian pertempuran berubah dari hari ke hari, tetapi ratusan warga sipil telah dilaporkan terluka hingga tewas, termasuk anak-anak. Lebih dari satu juta orang Ukraina juga telah melarikan diri. Putin menegaskan Ukraina memiliki hubungan bersejarah dengan Rusia dan dia bertindak demi kepentingan keamanan terbaik negaranya. Sementara Volodymyr Zelenskyy bersumpah untuk tidak membungkuk begitu saja.
“Tidak ada yang akan menghancurkan kami, kami kuat, kami orang Ukraina. Hidup akan menang atas kematian. Dan terang akan menang atas kegelapan,” kata Presiden Ukraina itu kepada Uni Eropa dalam pidato di hari-hari awal pertempuran.