Kamis 10 Mar 2022 06:29 WIB

SMA Bina Insani, SMA Muhammadiyah dan SMA Kesatuan Bogor Gelar  PKKS Bersama

Kepala SMA Bina Insani memaparkan Capaian Kinerja Kepala Sekolah.

SMA Bina Insani, SMA Muhammadiyah dan SMA Kesatuan Bogor melaksanakan kegiatan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS), Rabu (9/3).  
Foto: Dok Bosowa School
SMA Bina Insani, SMA Muhammadiyah dan SMA Kesatuan Bogor melaksanakan kegiatan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS), Rabu (9/3).  

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekolah-sekolah swasta di Kota Bogor baru-baru  ini melaksanakan kegiatan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Khusus sekolah swasta penilaian bisa dilakukan oleh yayasan masing-masing sekolah atau oleh para pengawas pembina di Kota Bogor. Teknis pelaksanaannya dapat dilaksanakan dengan luring dengan menghadirkan pengawas ke sekolah atau bisa dilaksanakan dengan daring via media Zoom meeting.

SMA Bina Insani, SMA Muhammadiyah dan SMA Kesatuan Bogor melaksanakan kegiatan PKKS secara daring bersama melalui media Zoom meeting pada hari Rabu (9/3).  Kegiatan ini mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan sekolah tersebut selama periode tahun 2021. Kegiatan kali ini dinilai langsung oleh Koordinator pengawas SMA Kota Bogor Ujang Lukman MPd dan pengawas SMA Kota Bogor Kusnandar  SSi  MSi. 

Dalam pemaparannya, Cucup Shohibul Maqomat  SPd  atau yang lebih akrab dipanggil Cuy selaku kepala SMA Bina Insani memaparkan Capaian Kinerja Kepala Sekolah. Dalam paparannya Cuy menyampaikan keunggulan sekolah di antaranya menerapkan Kurikulum terintegrasi, di mana selain menggunakan Kurikulum Nasional juga menggunakan Kurikulum Cambridge dan Kurikulum Tahapan Perkembangan (BCCT) serta Kurikulum Islamic Studies. Selain itu, setelah lulus nanti siswa akan mendapatkan dua ijazah yaitu Ijazah Nasional dan Ijazah Cambridge.

“Khusus Ijazah Cambridge bisa digunakan untuk mendaftar kuliah di luar negeri atau digunakan di beberapa perguruan tinggi negeri yang sudah mengakomodir ijazah tersebut. Karena nilai dari ijazah tersebut setara dengan mata kuliah Bahasa Inggris di universitas-universitas  negeri tertentu dan siswa tidak harus mengikuti mata kuliah tersebut,” kata Cucup Shohibul Maqomat seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

photo
Kepala SMA Bina Insani Cucup Shohibul Maqomat SPd memaparkan keunggulan SMA Bina Insani di forum Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS), Rabu (9/3). (Foto: Dok Bosowa School)

Lebih lanjut, Cuy menyampaikan bahwa tahun lalu, sebanyak 52 persen  siswa lulusan SMA Bina Insani diterima di berbagai perguruan tinggi negeri, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Brawijaya Malang, UPI Bandung, Universitas Udayana Bali, UIN Jakarta, Universitas Tidar Magelang, Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, dan Universitas Hasanudin Makasar. “Selain itu ada juga yang diterima di Universiti Teknologi Petronas Malaysia,” ujarnya.

Cuy menyebutkan, saat ini SMA Bina Insani memiliki rasio perbandingan guru dan siswa 1:10.  Ini artinya 10 siswa akan dibimbing oleh satu  orang guru wali/wali kelas. “Suatu perbandingan yang sangat ideal. Sehingga dengan rasio seperti ini, harapannya siswa akan terbimbing sesuai dengan tahapan perkembangannya sampai lulus dan ajeg dalam menentukan pilihan kuliahnya kelak,” tuturnya.

Dalam mendukung Kurikulum Cambridge, SMA Bina Insani memberikan porsi lebih terhadap pembelajaran Bahasa Inggris. Selain guru Bahasa Inggris yang mengajar, ada juga guru dari lembaga kursus Bahasa Inggris dan ada pembelajaran bersama native setiap minggunya. “Sehingga penguasaan Bahasa Inggris siswa diharapkan meningkat,” kata Cuy.

Cuy juga menjelaskan, program magang profesi, melengkapi keunggulan SMA Bina Insani. Program ini sejatinya memberikan kesempatan seluas-luasnya buat siswa untuk melihat langsung dunia kerja di bidang yang ingin digelutinya. Hanya saja karena kondisi masih pandemi Covid-19, kegiatan magang profesi ini dilaksanakan secara daring via Zoom meeting.

Menutup rangkaian kegiatan PKKS ini, Koordinator Pengawas SMA Kota Bogor, Ujang Lukman menyampaikan harapannya,  “Mudah-mudahan hasilnya sesuai harapan dan ada perkembangan yang baik dengan melihat sekolah yang lain bisa menjadi inspirasi mana yang bagus, mana yang kurang bagus, yang bagus silakan ditiru dan yang kurang bagus cukup diingat saja.”

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement