REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Orang tua mahasiswa SBM ITB gelisah dengan konflik yang terjadi di SBM ITB saat ini. Menurut Perwakilan Forum Orang Tua SBM ITB, Ali Nurdin, kebijakan Rektor ITB yang mencabut otonomi pengelolaan Pendidikan di SBM ITB tanpa melibatkan pihak SBM ITB dan MWA ITB, telah mengakibatkan gangguan terhadap layanan Pendidikan di SBM ITB.
"Ini merugikan anak-anak kami mahasiswa SBM ITB karena proses kegiatan perkuliahan menjadi terhenti. Ya psikologis anak saya pasti keganggu akibat kondisi ini jangankan dosennya anak kami juga terguncang," ujar Ali kepada wartawan, di Kota Bandung, Kamis (10/3).
Menurut Ali, dengan kondisi ini orang tua mahasiswa menguatkan semua anaknya agar sabar serta yakin masalah ini akan berlalu. "Karena saya juga alumni ITB, saya percaya ITB institusi besar tak mungkin mengorbankan mahasiswanya. Apalagi dengan adanya sikap forum orang tua ini akan jadi perhatian," katanya.
Ali mengatakan, pada tahun ini, di SBM ITB terjadi penurunan anggaran pendidikan dari Rektorat ITB. Yakni hanya Rp 97 miliar. Sementara pada 2021 lebih besar yakni Rp 105 miliar. Padahal, pendapatan dari mahasiwa SBM ITB tahun 2022 ini Rp 160 miliar.