REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Geriatri Kuntjoro Harimurti mengatakan, vaksinasi Covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia) berjalan tak secepat kelompok usia lainnya karena beberapa penyebab. Ini termasuk penyakit penyerta (komorbid) yang diderita lansia.
Kuntjoro mengakui, saat usia lanjut memang terjadi proses perubahan semuanya.
"Karena proses menua, biasanya orang semakin mudah memiliki komorbid dan bisa lebih banyak menderita (komorbid)," ujar Kuntjoro saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema Mengapa Kelompok Rentan Perlu Segera Divaksin Covid-19?, Kamis (10/3/2022) malam.
Ia menyontohkan komorbid seperti diabetes mellitus (DM), darah tinggi, jantung, dan ginjal pasti lebih sering ditemukan pada lansia dibandingkan kelompok usia muda. Namun, dia menegaskan, komorbid pada lansia sebenarnya bukan kontraindikasi pemberian vaksin Covid-19 untuk kelompok manula ini. Ia menegaskan, lansia yang memiliki komorbid bisa mendapatkan vaksin Covid-19 asalkan dalam kondisi terkontrol atau terkendali.
"Kata kuncinya meski memiliki komorbid ini, tetap harus terkontrol (kemudian baru mendapatkan vaksin Covid-19)," katanya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Indonesia Technical Advisory Group On Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro menambahkan, sebenarnya vaksinasi Covid-19 bagi kelompok lansia maupun kelompok umur lainnya tidak berbeda.
"Tujuan vaksinasi adalah membentuk kekebalan terhadap infeksi penyakit yang berat. Untuk membentuk kekebalan membutuhkan respons imun yang baik," katanya.
Padahal, ia menyebutkan lansia memiliki sedikit penurunan fungsi organ tubuh dalam pembuatan respons imun tersebut sehingga antibodi yang terbentuk pada lansia berbeda dengan anak-anak dan dewasa. Namun, dia menambahkan, prinsipnyavaksin Covid-19 untuk lansia masih bisa diberikan. Bahkan, pemberian dosis vaksin Covid-19 untuk lansia dan efek sampingnya tidaklah berbeda.