Jumat 11 Mar 2022 07:06 WIB

Facebook Izinkan Konten Serukan Kekerasan terhadap Rusia

Facebook juga mengizinkan postingan yang menyerukan kematian Presiden Rusia.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Facebook. Meta akan mengizinkan pengguna Facebook dan Instagram untuk menyerukan kekerasan terhadap Rusia dan tentara Rusia dalam konteks invasi Ukraina di beberapa negara.
Foto: EPA
Facebook. Meta akan mengizinkan pengguna Facebook dan Instagram untuk menyerukan kekerasan terhadap Rusia dan tentara Rusia dalam konteks invasi Ukraina di beberapa negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meta akan mengizinkan pengguna Facebook dan Instagram untuk menyerukan kekerasan terhadap Rusia dan tentara Rusia dalam konteks invasi Ukraina di beberapa negara. Kabar tersebut dilihat Reuters dari email internal pada Kamis (10/3/2022).

Perusahaan media sosial sementara waktu juga mengizinkan beberapa postingan yang menyerukan kematian Presiden Rusia Vladimir Putin atau Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di negara-negara termasuk Rusia, Ukraina dan Polandia.

Baca Juga

“Sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina, kami untuk sementara waktu mengizinkan bentuk ekspresi politik yang biasanya melanggar aturan kami seperti pidato kekerasan seperti ‘Matikan penjajah Rusia.’ Kami masih tidak akan mengizinkan seruan yang kredibel untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil Rusia,” kata Juru Bicara Meta dalam sebuah pernyataan.

Seruan untuk kematian para pemimpin akan diizinkan kecuali mengandung target lain atau memiliki dua indikator kredibilitas, seperti lokasi atau metode dalam perubahan aturan perusahaan tentang kekerasan dan hasutan.

Seruan untuk melakukan kekerasan terhadap Rusia diperbolehkan ketika postingan itu jelas membahas soal invasi ke Ukraina. Menurut sumber satu email, perubahan kebijakan sementara waktu pada seruan kekerasan terhadap tentara Rusia berlaku di Armenia, Azerbaijan, Estonia, Georgia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Rumania, Rusia, Slovakia, dan Ukraina.

Pekan lalu, Rusia telah melarang Facebook sebagai tanggapan atas pembatasan akses ke media Rusia di platform tersebut. Rusia telah menindak perusahaan teknologi, termasuk Twitter yang mengatakan pembatasan akses terjadi selama invasi ke Ukraina.

Banyak platform media sosial lain telah mengumumkan pembatasan konten baru seputar konflik, termasuk memblokir media pemerintah Rusia Russia Today (RT) dan Sputnik di Eropa. Sumber email juga menunjukkan Meta akan mengizinkan pujian dari resimen sayap kanan Azov yang biasanya dilarang.

Juru Bicara Meta Joe Osborne sebelumnya mengatakan untuk saat ini, perusahaan membuat pengecualian guna memuji Resimen Azov secara ketat dalam konteks membela Ukraina atau dalam peran mereka sebagai bagian dari Garda Nasional Ukraina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement