REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina pernah mengalami bencana nuklir pada tahun 1986. Bencana malapetaka di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl pada 1986 disebabkan oleh ledakan di Unit Reaktor 4. Insiden mengeluarkan sejumlah besar bahan radioaktif ke lingkungan, di samping sebagian inti reaktor yang meleleh.
Beberapa dekade terakhir telah terakhir telah terlihat upaya internasional yang substansial untuk menahan dan mendekontaminasi situs dengan aman. Namun, pada pekan lalu pasukan Rusia merebut situs tersebut, bersama dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, sebagai bagian dari konflik sedang berlangsung di Ukraina. Zaporizhzhia merupakan PLTN terbesar di Ukraina, sekaligus di Eropa.
Pada 9 Maret, otoritas Ukraina melaporkan pemadaman listrik di Chernobyl, diikuti oleh pemadaman sebagian Zaporizhzhia.
Meskipun ada jaminan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa tidak ada ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh pemadaman ini, penting untuk memahami potensi dampak ke depan.
Penerima Penghargaan Doktor EPSRC dalam Ilmu Material, University of Sheffield, Lewis Blackburn menulis di The Conversation bahwa ketika bahan bakar nuklir dikeluarkan dari inti reaktor, bahan bakar tersebut didesain ulang sebagai bahan bakar nuklir “bekas” dan sering diperlakukan sebagai produk limbah untuk dibuang.
Bahan bakar akan terus mengeluarkan panas karena peluruhan radioaktif, bahkan setelah dikeluarkan dari teras reaktor. Sangat penting bahwa bahan bakar bekas yang terkandung di lokasi Chernobyl didinginkan secara memadai dan terus-menerus untuk mencegah pelepasan radioaktivitas.
Dilansir dari Sciencealert, Jumat (11/3/2022), di Chernobyl, serta situs lainnya, prosedur standar untuk menangani bahan tersebut dengan aman melibatkan penempatan bahan bakar ke dalam kolam berisi air. PLTN juga menyediakan media untuk perpindahan panas dari bahan bakar ke air melalui sirkulasi terus-menerus dari air segar dan dingin.
Jika sirkulasi terganggu, seperti pemadaman listrik baru-baru ini, bahan bakar akan terus mengeluarkan panas. Hal ini dapat membuat air pendingin di sekitarnya menguap, tidak meninggalkan apa pun untuk menyerap radiasi dari bahan bakar. Oleh karena itu akan bocor ke sekitarnya.