Sabtu 12 Mar 2022 19:43 WIB

FIA Unkris: Saatnya Mahasiswa Belajar dari Lingkungan Sekitarnya

Mahaiswa punya peranan lebih dengan mengembangkan empati untuk memberikan solusi.

Wadek 3 Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) saat beraudensi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa DPM) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris), dan Forum Literasi Jatiwaringin melakukan audiensi dengan jajaran Rektorat Unkris.
Foto: Istimewa
Wadek 3 Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) saat beraudensi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa DPM) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris), dan Forum Literasi Jatiwaringin melakukan audiensi dengan jajaran Rektorat Unkris.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Saat ini, sudah tidak zamannya lagi mahasiswa hanya fokus pada pencapaian prestasi akademik. Penting pula bagi para mahasiswa untuk bisa belajar dari lingkungan sekitarnya.

“Belajar dari lingkungan akan memberikan pengalaman yang nyata dan menuntut mahasiswa lebih fleksibel dalam cara berpikir dan bertindak,” kata Wakil Dekan 3 FIA Unkris Saefudin Zuhrie SSos MIP dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (12/3/2022).

Penegasan itu disampaikan Wadek 3 Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) saat beraudensi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa DPM) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris), dan Forum Literasi Jatiwaringin melakukan audiensi dengan jajaran Rektorat Unkris. 

Audiensi diikuti sekitar 20 mahasiswa. Audiensi juga dihadiri Ketua DPM FIA Mordekhai, Ketua BEM Gema Putra dan perwakilan Forum Literasi Jariwaringin Arlan Kusuma dan Aditya. 

Saefudin bangga, bahwa selama ini BEM FIA Unkris telah menjalin kerja sama dengan mitra eksternal. Di antaranya adalah dengan Pemkot Bekasi melalui riset terkait penanganan kaum disabilitas. 

Masukan tersebut dinilai sangat tepat sehingga Pemkot Bekasi menjadikan sebagai salah satu rekomendasi untuk pengambilan kebijakan dalam sidang paripurna DPRD Pemkot Bekasi. “Ini sangat membanggakan, bahwa mahasiswa FIA Unkris karya dan hasil risetnya bisa dimanfaatkan oleh pihak lain,” tambahnya.

Bagi Saefudin, hasil riset tentang penanganan kaum disabilitas yang kemudian dijadikan sebagai masukan bagi Pemkot Bekasi adalah hal yang wajar. Mengingat riset atau penelitian itu dilakukan dengan proses dan kerja keras mulai dari pengumpulan data di lapangan, workshop, kajian-kajian ilmiah dari sejumlah pakar hingga penelitian. “Jadi hasilnya Insya Allah valid,” ucapnya.

Untuk tahun ini isu akan diangkat adalah tentang kota layak anak yang juga merupakan permintaan dari Pemkot Kota Bekasi untuk dilakukan penelitian, FGD, seminar sampai pada hasil guna mendorong kebijakan yang lebih tepat.

Ketua BEM Unkris Gema Putra menjelaskan, tahun ini pihaknya telah menyusun sejumlah agenda termasuk untuk melanjutkan kolaborasi dengan Pemkot Bekasi. Beberapa agenda BEM FIA adalah program Taman Membaca, Webminar Mental Health, Pengabdian pada Masyarakat, Forum Group Discussion, Penelitian , FIA Career Center, hingga Workshop dan Galery Photography. Untuk melaksanakan berbagai program tersebut BEM FIA Unkris bekerja sama dengan Forum Literasi Jatiwaringin dan DPM FIA.

Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono menyampaikan kebanggaannya pada para mahasiswa untuk terus berprestasi dan berkarya. Dia mengingatkan, bahwa Unkris sebagai perguruan tinggi dengan trade record yang membanggakan tidak boleh menjadi menara gading, megah dan indah untuk dipandang tetapi kurang memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

“Kita sebagai kaum akademisi harus menjadi sumber mata air bagi pemecahan solusi segala problem masyarakat sekitar, bukan malah menjadi menara gading,” jelas Rektor.

Rektor juga berharap, apa yang telah dilakukan oleh BEM FIA, bisa menjadi inspirasi bagi BEM fakultas lain. Misalnya saja untuk BEM Fakultas Hukum, bisa melakukan riset tentang gerakan anti narkoba. “Silakan program yang kalian susun didiskusikan dengan LPKK Unkris,” katanya.

Sementara Ketua LPKK Unkris Dr Susetya Herawati menambahkan, bahwa mahasiswa merupakan bagian dari intelektual terdidik, sudah saatnya mulai memikirkan lingkungan sekitar. Mahaiswa bisa punya peranan lebih dengan mengembangkan empati untuk memberikan solusi-solusi bagi masyarakat sekitar. Tentu solusi yang diberikan berdasarkan kajian akademik, memegang prinsip keilmuan, pengetahuan, dan semangat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement