Sabtu 12 Mar 2022 23:34 WIB

Manfaat Antiperadangan Bisa Ditemukan pada Kopi Rendah Kafein

Kopi decaf atau tanpa kafein bisa berikan manfaat antiperadangan tanpa efek samping.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Kopi decaf atau tanpa kafein bisa berikan manfaat antiperadangan tanpa efek samping.
Foto: PixaHive
Kopi decaf atau tanpa kafein bisa berikan manfaat antiperadangan tanpa efek samping.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manfaat antiinflamasi atau antiperadangan bisa ditemukan pada kopi berkafein dan kopi rendah kafein atau decaf. Di antara kedua jenis kopi ini, kopi decaf ternyata memberikan manfaat antiperadangan yang lebih baik.

Manfaat antiperadangan pada kopi biasa cenderung "tertutupi" oleh kandungan kafein di dalamnya. Seperti diketahui, kafein bisa memicu respons stres, membuat jantung berdebar, rasa gugup, kecemasan, dan menghambat tidur yang berkualitas. Di sisi lain, kafein juga bersifat diuretik sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Beragam dampak tersebut bisa mengganggu respons inflamasi optimal tubuh.

Baca Juga

Tentu, bukan berarti kafein buruk untuk dikonsumsi. Kafein aman dikonsumsi selama jumlahnya tidak berlebihan. Namun bila dikonsumsi secara berlebih dan dalam jangka panjang, efek dari kafein bisa memberikan stres berkepanjangan pada sistem kardiovaskular. Kondisi tersebut dapat berujung pada terjadinya inflamasi kronis.

"Kafein bisa menstimulasi katekolamin, dan bila Anda adalah seseorang yang mengidap kecemasan, palpitasi, atau gangguan irama jantung, menstimulasi katekolamin bisa memperberat gejala Anda," ujar Direktur Medis Oasis Wellness and Rejuvenation Center Eudene Harry MD, seperti dilansir Well and Good, Sabtu (12/3/2022).

Sebaliknya, kopi decaf dapat memberikan manfaat antiperadangan serupa seperti kopi biasa namun tanpa efek samping terkait kafein. Manfaat ini dinilai dapat menunjang kesehatan otak, jantung, hingga pencegahan penyakit kronis menurut ahli gizi Lauren Manaker MS RDN LDN CLEC CPT.

Sebagai tambahan, spesialis penyakit dalam John Whyte MD MPH mengatakan antioksidan dalam kopi biasa atau kopi decaf bisa membantu menurunkan risiko pembentukan bekuan darah di pembuluh darah jantung dan otak. Antioksidan dalam kpi juga dapat memberikan perasaan lebih awas dan menurunkan risiko penyakit diabetes tipe 2.

Cara penyajian turut berperan besar dalam mempengaruhi manfaat yang mungkin bisa didapatkan dari sajian kopi, termasuk kopi decaf. Agar manfaat antiperadangan bisa didapatkan secara optimal, hindari penambahan bahan-bahan yang bersifat properadangan seperti gula.

Penggunaan pemanis buatan juga bukan pilihan yang baik untuk menyajikan kopi. Sebuah studi dalam International Journal of Occupational and Environmental Health menemukan bahwa tikus yang diberikan pemanis buatan sukralosa setiap hari pada akhirnya mengalami leukemia dan kanker darah lain.

Sebenarnya, Food and Drug Administration (FDA) menetapkan bahwa pemanis buatan aman digunakan. Akan tetapi, akan lebih baik bila penggunaan pemanis buatan dilakukan dengan lebih berhati-hati agar bisa mendapatkan manfaat antiperadangan yang optimal dari sajian kopi.

Bila ingin menambah rasa pada minuman kopi, ada beberapa alternatif lain yang lebih aman untuk digunakan. Salah satunya adalah kayu manis. Ahli gizi Keri Gans MS RD mengatakan kayu manis tak hanya dapat membuat secangkir kopi menjadi lebih manis, tetapi juga memiliki sifat antioksidan.

"Seperti bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan beberapa jenis kanker, serta dapat membantu menyeimbangkan sistem imun kita," jelas Gans.

Namun perlu diingat bahwa kopi decaf hanya mengandung lebih sedikit kafein, bukan tidak mengandung kafein sama sekali. Secara umum, kopi decaf masih mengandung kafein sebesar 7 mg per cangkir. Sebagai perbandingan, kopi biasa umumnya mengandung sekitar 100 mg kafein per cangkir. Karena masih mengandung kafein, kopi decaf juga bisa memicu efek samping pada orang-orang yang sensitif terhadap kafein.

"Setiap orang memiliki toleransi berbeda terhadap kafein," pungkas Dr Whyte.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement