Ahad 13 Mar 2022 16:04 WIB

Empat Hal yang Berubah Drastis Selama Pandemi Covid-19

Tak hanya di perilaku sehat, perubahan juga terjadi di berbagai aspek kehidupan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
empat hal yang berubah drastis selama pandemi COvid-29. (ilustrasi)
Foto: Pixabay
empat hal yang berubah drastis selama pandemi COvid-29. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menetapkan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Setelah dua tahun berlalu, pandemi Covid-19 telah memicu beberapa perubahan yang signifikan dalam kehidupan banyak orang.

Perubahan ini tak hanya berkaitan dengan perilaku sehat, seperti menggunakan masker atau membersihkan tangan. Perubahan juga terjadi dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari pekerjaan hingga cara bersosialisasi.

Baca Juga

Melalui perubahan ini, pandemi telah menunjukkan bahwa manusia bisa melakukan berbagai aktivitas mereka dengan cara-cara yang berbeda. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah orang-orang ingin mempertahankan atau meninggalkan kebiasaan baru yang terbentuk tersebut.

Setidaknya ada empat perubahan yang telah menjadi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19. Sebagian dari perubahan ini mungkin bisa bertahan dalam waktu yang lama. Berikut ini adalah keempat perubahan tersebut, seperti dilansir di laman Independent, baru-baru ini:

1. Kerja

Salah satu perubahan besar yang terjadi di masa pandemi adalah cara bekerja. Bekerja penuh atau sebagian dari rumah telah menjadi praktik yang umum dilakukan. Hal seperti ini masih cukup asing sebelum pandemi terjadi.

Akan tetapi, tren bekerja dari rumah tampaknya tak akan bertahan lama. Di beberapa negara, opsi bekerja dari rumah sudah mulai mengalami penurunan.

Di Inggris misalnya, proporsi orang yang bekerja dari rumah sempat naik dari 27 persen pada 2019 menjadi 37 persen pada 2020, namun kembali menurun ke 30 persen pada Januari 2022. Di Inggris, proporsinya menurun dari 35 persen pada Mei 2020 ke 11 persen pada Desember 2021.

Banyak perusahan khawatir konsep bekerja dari rumah akan mempengaruhi kerja tim, kreativitas, dan produktivitas bila diterapkan secara permanen. Sedangkan banyak karyawan yang lebih menyukai opsi bekerja dari rumah penuh atau sebagian.

2. Belanja

Sebelum pandemi, kebiasaan belanja secara daring memang sudah ada. Akan tetapi, pandemi Covid-19 membuat kebiasaan ini menjadi semakin banyak dilakukan.

Namun, bukan berarti toko fisik tak lagi dibutuhkan. Berbelanja secara langsung di toko masih tetap diminati dan peningkatan belanja secara daring juga tidak sedramatis yang diperkirakan.

3. Traveling

Satu kebiasaan yang mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk bisa kembali seperti sebelum masa pandemi adalah traveling, khususnya traveling ke luar negeri. International Civil Aviation Organization memperkirakan bahwa perjalanan internasional masih akan turun hampir setengahnya pada 2022, dibandingkan dengan 2019.

Banyak orang lebih memilih untuk berwisata di dalam negeri selama pandemi. Survei di antara warga Inggris pada September 2021 misalnya, menunjukkan bahwa 80 persen responden merencanakan liburan di dalam negeri saja pada 2022.

Keengganan untuk berwisata ke luar negeri banyak dipengaruhi oleh kekhawatiran mengenai virus yang beredar dan juga kebingungan soal aturan perjalanan di luar negeri. Namun bila situasi sudah mulai membaik, aktivitas liburan ke luar negeri mungkin akan mengalami lonjakan.

4. Sosialisasi

Sejak pandemi dimulai, anjuran mengenai jaga jarak fisik dan tidak berjabat tangan marak digaungkan. Hal ini diterapkan secara meluas di berbagai belahan dunia.

Namun seiring waktu, orang-orang mulai kembali bersosialisasi dengan cara seperti sebelum pandemi. Di Inggris misalnya, hanya sepertiga warga yang masih menerapkan jaga jarak fisik dalam keseharian.

Keinginan kembali

Pandemi mungkin mengingatkan banyak orang bagaimana berharganya tiap interaksi sehari-hari yang bisa dilakukan di toko, restoran, hingga tempat-tempat publik lainnya. Tak sedikit orang yang mungkin ingin bisa kembali beraktivitas seperti sebelum pandemi.

Dahulu, pandemi dianggap akan menyebabkan perubahan yang menyeluruh dan permanen dalam berbagai aspek kehidupan. Namun bila melihat perkembangannya saat ini, anggapan tersebut mungkin masih terlalu dini untuk dikemukakan.

"Hanya waktu yang akan menjawab seberapa besar pandemi akan mengubah kebiasaan kita," jelas dosen senior dari Swansea University, Simon Nicholas Williams. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement