Selasa 15 Mar 2022 14:42 WIB

Psikolog Anak: Gaya Pengasuhan Mendiang Putri Diana Melampaui Zaman, Mendobrak Tradisi

Psikolog anak nilai gaya pengasuhan Putri Diana melewati zaman dan mendobrak tradisi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Pangeran William (kiri) dan Pangeran Harry meresmikan patung yang didedikasikan untuk ibu mereka, Putri Diana, di Taman Sunken di Istana Kensington, London, Kamis 1 Juli 2021. Psikolog menilai gaya pengasuhan Putri Diana melewati zaman dan mendobrak tradisi keluarga Inggris.
Foto: AP/Dominic Lipinski/POOL PA
Pangeran William (kiri) dan Pangeran Harry meresmikan patung yang didedikasikan untuk ibu mereka, Putri Diana, di Taman Sunken di Istana Kensington, London, Kamis 1 Juli 2021. Psikolog menilai gaya pengasuhan Putri Diana melewati zaman dan mendobrak tradisi keluarga Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bukan tanpa alasan mendiang Putri Diana dicintai oleh publik Inggris. Ibu dari Pangeran William dan Pangeran Harry itu dianggap merakyat dengan berbagai sikap yang membuat sebagian besar masyarakat merasa terhubung dengannya, termasuk lewat gaya pengasuhannya.

Psikolog anak Alison McClymont mengulas pengaruh revolusioner Diana dalam pengasuhan keluarga Inggris. Cara Diana mengasuh dua anaknya dinilai dapat menjadi panutan.

Baca Juga

Menurut McClymont, lazimnya, orang tua di Inggris bersikap formal terhadap anak-anak mereka, terlepas dari kelas sosial ekonominya. Ada keyakinan bahwa anak-anak harus dilihat dan tidak didengar, namun Diana menerapkan cara mengasuh berbeda.

Diana selalu tertarik untuk melibatkan putra-putranya secara aktif dalam berbagai aktivitas. McClymont menyoroti Diana kerap mendobrak tradisi yang ada. Suatu ketika, Diana berinisiatif membawa William dan Harry yang masih kecil dalam kunjungan formal.

McClymont menyampaikan keterlibatan langsung Diana dalam mengurus anak-anaknya terjadi sejak awal. Diana pernah menolak saran Pangeran Charles yang ingin menamai anak mereka Arthur dan Albert dengan alasan nama itu "terlalu tua".

"Dia memilih untuk tidak mendidik anak laki-laki di rumah, tetapi mendorong perkembangan sosial dan emosional melalui rutinitas dan interaksi sekolah. Dia memprioritaskan kesenangan dan bermain dan sering menjadwalkan perjalanan rahasia mendadak dengan anak-anaknya," ungkap McClymont.

Pada Agustus 1993, diketahui bahwa Diana, William, dan Harry melakukan perjalanan ke Thorpe Park. Mereka basah kuyup dan tertawa dalam perjalanan. Oktober 1993, Diana naik kereta British Rail Inter-city di Paddington menuju Cardiff bersama kedua anaknya.

Berdasarkan penjelasan McClymont, Diana mengambil pendekatan yang agak radikal dibandingkan banyak keluarga Inggris. Di antara keluarga kelas atas di Inggris, sangat umum melihat anak-anak belajar di sekolah asrama dari usia enam hingga tujuh tahun.

Anak-anak biasanya dibesarkan oleh pengasuh dan dalam sehari hanya berjumpa sebentar dengan orang tua mereka. Fokus dari didikan semacam itu adalah membesarkan anak untuk memahami tradisi dan tugas alih-alih menciptakan 'lingkungan keluarga'.

Apa yang diterapkan Diana dianggap "melampaui zaman", disebut McClymont mirip dengan apa yang sekarang dikenal sebagai pengasuhan dengan teori kelekatan. Di lain sisi, waktu yang dihabiskan William dan Harry bersama sang ayah, Pangeran Charles, sangat terbatas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement