REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bermain merupakan aktivitas utama bagi anak-anak, sebab bermain memberikan banyak keuntungan bagi si kecil, terutama dalam aspek perkembangan dan kecerdasan emosi.
"Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk anak-anak. Bahkan ada tiga aspek yang ditumbuhkan dalam area perkembangan emosi pada anak dalam bermain, meliputi; Membangun kepercayaan diri dan rasa keberhargaan, Bereksperimen dengan berbagai emosi, dan Melepaskan emosi dan trauma," kata Pendiri dan Kepala Akademik Montessori Haus Asia Rosalynn Tamara dalam keterangan pers, Selasa (16/3/2022).
Rosalynn menambahkan bahwa pretend play atau bermain pura-pura merupakan suatu media bagi anak dalam melakukan eksplorasi antara imajinasi dan kenyataan dalam kehidupan mereka. Menurut riset, anak-anak belajar melalui bermain untuk mengerahkan emosi seperti takut, cemas, sedih dan senang.
Melalui bermain juga, anak usai pra-sekolah dapat menguatkan kemampuan diri dalam mengolah emosi, yang mana akan menghasilkan sosok dewasa di masa depan yang memiliki emosi stabil dan kuat.
Gerai bermain edukatif Early Learning Centre pun mendukung kegiatan bermain anak dengan cara menghadirkan rangkaian permainan edukatif seperti pretend play atau role play, arts and creativity dan sensory play yang disesuaikan dengan tingkatan umur sang buah hati untuk mendukung perkembangan dan kecerdasan emosi.
"Banyak orang tua menganggap bahwa bermain hanya memiliki efek rekreasional pada anak, padahal bermain memiliki peranan penting untuk membantu proses perkembangan emosi sang buah hati," kata Brand General Manager dari Early Learning Centre Indonesia Mohit Nigam.
"Untuk mendukung hal tersebut, Early Learning Centre selalu berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan orang tua untuk memberikan mainan edukasi yang tepat sesuai usia sang buah hati. Pemilihan mainan sesuai usia sangatlah penting, agar si kecil dapat berkreasi dan bermain sesuai dengan tingkat perkembangan emosi dan kreativitasnya," imbuhnya.