REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar satu dari empat anak yang pernah terkena Covid-19 bergejala mengalami gejala long Covid. Hanya saja, long Covid cenderung lebih banyak ditemukan pada anak dengan komorbid.
"Anak kecil dan remaja juga memiliki konsekuensi kesehatan fisik dan dan mental dari Covid-19," ungkap peneliti senior dan ahli neurosains di Houston Medical Research Institute, Sonia Villapol PhD, seperti dilansir WebMD, Kamis (17/3/2022).
Gejala long Covid yang ditemukan pada anak cenderung sama seperti gejala pada orang dewasa. Gejala tersebut di antaranya adalah kelelahan, gangguan tidur, gangguan jantung, gangguan pernapasan, dan masalah pencernaan.
"Mengidentifikasi tanda dan gejala utama long Covid anak bisa membantu diagnosis, mengembangkan terapi yang lebih baik, menciptakan tim multidisiplin untuk manajemen klinis optimal, dan menemukan faktor risiko," ujar Villapol.
Dalam studi ini, Villapol dan tim peneliti dari Amerika Serikat, Meksiko, dan Swedia mengumpulkan data dari 21 studi yang sudah dilakukan sebelumnya di Eropa, Asia, Amerika Selatan, dan Australia. Data-data tersebut dianalisis untuk membuat estimasi terkait seberapa banyak pasien berusia di bawah 18 tahun yang mengalami long Covid dan gejala tersering yang ditimbulkan.
Studi menunjukkan bahwa di antara lebih dari 80 ribu anak kecil dan remaja dengan Covid-19, sebanyak 25 persennya mengalami gejala berkepanjangan. Sedangkan persentase long Covid pada anak yang sempat membutuhkan rawat inap di rumah sakit adalah 29 persen.
Gejala berkepanjangan ini berlangsung selama empat hingga 12 pekan sejak infeksi. Gejala bisa baru muncul dalam kurun waktu 12 pekan setelah infeksi.
Ada beberapa faktor yang bisa membuat anak lebih rentan terhadap long Covid. Faktor tersebut adalah riwayat Covid-19 bergejala berat, obesitas, penyakit yang berkaitan dengan alergi, atau masalah kesehatan jangka panjang yang lain.
Gejala yang berkenaan dengan suasana hati merupakan masalah yang paling umum terjadi pada kasus long Covid anak. Beberapa di antaranya adalah kecemasan dan depresi, lalu diikuti oleh kelelahan dan gangguan tidur.
Gejala lain yang juga kerap ditemukan adalah gejala neuropsikiatri, seperti sakit kepala, perubahan dalam kemampuan berpikir, pening, dan masalah keseimbangan. Gejala kardiorespirasi seperti kesulitan bernapas, hidung tersumbat, intoleransi latihan fisik, nyeri dada, batuk, dan irama jantung tak beraturan juga bisa ditemukan.