REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Foto satelit menunjukkan bahwa lapisan es laut Antartika, Kutub Selatan berada pada titik terendah sepanjang sejarah pada bulan Februari 2022 lalu. Namun, luasan es laut Antartika yang sangat bervariasi dari tahun ke tahun.
National Snow and Ice Data Center (NSIDC) menyatakan pada 8 Maret bahwa luas es laut atau ukuran es laut lautan di sekitar Antartika turun menjadi kurang dari 772.000 mil persegi (2 juta kilometer persegi) untuk pertama kalinya. Ilmuwan mulai merekam data es pada tahun 1979.
Meskipun pemanasan global mungkin berperan atas keadaan ini, karakteristik es laut Antartika sangat mudah berubah. menurut laporan Nature, penyusutan itu kemungkinan besar disebabkan faktor alami.
Sebagian penyusutan mungkin disebabkan karena angin kencang yang mendorong beberapa es laut lebih jauh ke utara ke perairan yang lebih hangat. "Saya percaya bahwa tidak semua dari peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan variabilitas alam," kata Walt Meier, seorang ilmuwan peneliti senior di NSIDC, dilansir dari LiveScience.
Es laut terbuat dari air laut beku yang mengapung di permukaan laut. Es laut terjadi di lautan dan sering dilapisi salju, tidak seperti gunung es dan formasi es lainnya yang terlepas dari daratan.
NSIDC belum menetapkan tren yang signifikan secara statistik dalam satu arah atau yang lainnya menggunakan data satelit karena es laut Antartika sangat bervariasi dari tahun ke tahun. Luasan es laut minimum terendah yang pernah tercatat adalah tahun ini, sedangkan luasan es laut minimum tertinggi terjadi pada tahun 2015.
Menurut NSIDC, Antartika dikelilingi oleh air, dan angin serta arus laut yang mengisolasi benua itu dari pola cuaca di tempat lain di Bumi.
Beda Kutub Utara dan Selatan
Disisi lain, Kutub Utara dikelilingi oleh daratan dan lebih terhubung dengan sistem iklim lainnya. Akibatnya, luasan es laut Arktik lebih penting untuk menentukan tren iklim global dan menyoroti dampak pemanasan dari perubahan iklim.
Selama 44 tahun terakhir, foto-foto satelit Kutub Utara mengungkapkan penurunan es laut yang dramatis dan linier. Menurut statistik NSIDC terbaru, jumlah es laut Arktik telah berkurang 703.000 mil persegi (1,82 juta km persegi) antara Februari 1979 dan Februari 2022.